Chapter 32

14.8K 858 2
                                    

Assalamualaikum semuaa🐣
Sudah baca sholawat belum nih?
Oh iya jangan lupa juga baca Al-Kahfi nya yaa
Jum'ah mubarak🌹

Happy reading 🌻
.
.

Afiza terbangun dari tidur malamnya tepat pukul 02:30. Suasana yang begitu sunyi dan hawa yang lumayan dingin, saking sunyinya hanya terdengar jarum jam dinding yang bergerak di setiap detiknya.

Afiza menoleh ke arah Gus Aidan yang tengah tertidur pulas, ia pandangi wajah tampan milik suaminya. Alis yang bertaut, hidung mancung layaknya orang Arab, tangan Afiza tergerak untuk membelai wajah suaminya. Akan tetapi Gus Aidan menarik tangan Afiza, lalu ia letakkan di pipinya.

"Saya tau kok, wajah saya memang ganteng kan?". Ucap Gus Aidan dengan suara khas bangun tidurnya seraya tersenyum tipis, tapi masih dengan mata terpejam.

"Hah? eng-enggak!".

"Jangan bohong, terus tadi ngapain hayo?".

"I-itu Afiza kan cuma ma-mau bangunin mas buat sholat tahaj-jud". Elak Afiza kelabakan.

"Gugup berarti boh-?".

"Apaan sih mas, Afiza gak bohong! yaudah kalau mas gak tahajjud. Afiza mau tahajjud!". Afiza langsung mengambil wudhu tanpa menunggu jawaban dari suaminya.
Sedangkan Gus Aidan hanya menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Eh iya sayang, tunggu mas!".

Kemudian Afiza menyiapkan perlengkapan sholat sembari menunggu Gus Aidan selesai berwudhu.

"Udah, yuk sholat!". Ajak Gus Aidan.

"Mas punya siwak nggak? Gara-gara denger mas ngisi kajian kemarin,  Afiza jadi mau bersiwak juga".

"MasyaAllah, sebentar mas ambilkan dulu". Gus Aidan bergegas untuk mengambil siwak, lalu meng-kerik kayu siwak tersebut, dan menyerahkannya pada Afiza.

"Ini sayang". Dan Afiza langsung menggunakan siwaknya.

"Loh kok gitu cara pegangnya?". Gus Aidan menegur Afiza karena istrinya itu memegang siwak dengan menggenggamnya menggunakan semua jarinya.

"Terus gimana dong?".

"Jadi gini sayang, siwak dipegang dengan tangan kanan, kemudian diletakkan di atas jempol dan jari kelingking. Sedangkan tiga jari yang lain berada diatas siwak". Tutur Gus Aidan seraya mempraktikkan langsung cara memegang siwak dengan baik dan benar.

"Begini ya mas?". Afiza menunjukkan cara ia memegang siwak, setelah mendengar penuturan dari suaminya.

"Na'am zaujati, yasudah ayo sholat".

"Seandainya aku tidak khawatir memberatkan kaum mukminin, niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak melakukan sholat". (HR. Muslim).







**







Pukul 06:30, Afiza dan ummi Fatimah sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Nak, kamu sama suami kamu sudah menemui abah?".

"Belum ummi".

Uhibbuka Fillah Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang