Assalamualaikum teman-teman🐣
Gimana kabarnya? harus sehat pokoknya!
Tetap jaga kesehatan, okay??Happy reading 🌻
.
.Suasana gelapnya malam, semakin menambah rasa takut Afiza yang kini tengah terduduk di sebuah gedung tua, yang hanya diterangi oleh beberapa lilin saja, tiba-tiba perutnya terasa lapar. Namun, sebisa mungkin ia tahan.
"Sabar ya nak, kita tahan sebentar, abi sebentar lagi pasti datang!" Afiza tersenyum getir dengan mengusap pelan perutnya.
"Afiza!" Niko datang menghampiri Afiza dengan membawakan sepiring makanan dan segelas air putih untuk Afiza, sedangkan Afiza membuang pandangannya, ia enggan untuk sekedar menatap Niko.
"Kamu pasti lapar kan?" Tanya Niko dengan menyodorkan makanan tersebut. Afiza tetap tak menghiraukannya.
"Makan!" Niko meletakkan piring berisi makananan itu di sebelah Afiza.
"Pikirkan bayi yang ada di perutmu, jangan egois!" Setelah itu Niko langsung keluar meninggalkan Afiza sendirian disana.
Afiza berpikir tentang perkataan dari dokter kemarin, bahwa Afiza tidak boleh sampai telat makan. Lalu mau tak mau ia pun terpaksa memakannya walau hanya tiga suapan demi anak yang ada di kandungannya.
"Sekarang mas Aidan udah makan belum ya, kenapa mas belum kesini buat nolongin Afiza?"
**
Keesokan harinya, Gus Aidan telah sadar dari pingsannya, ia terus saja memanggil-manggil nama Afiza.
"Afiza..."
"A-Afizaa..." Gumamnya terus-menerus dengan mata yang tetap terpejam, abah Rofiq dan ummi Fatimah yang melihat putranya seperti itu pun merasa iba.
"Abah, bagaimana ini, demamnya belum turun."
"Sabar mi, kita banyak berdoa ya." Ucap abah Rofiq dan langsung diangguki oleh ummi Fatimah.
"A-Afiza, dimana istri Aidan?"
"Afiza..."
Ummi Fatimah menggenggam tangan Gus Aidan, guna memberinya rasa tenang.
"Ssstt tenang ya nak, Afiza pasti baik-baik saja." Mendengar penuturan dari ummi Fatimah, Gus Aidan kembali tertidur, suhu badannya tinggi. Ummi Fatimah segera menyelimuti Gus Aidan sebatas dada, dan mengompresnya.
"Ya Allah, pertemukan kembali menantu hamba, lindungilah menantu hamba dimanapun dia berada." Abah Rofiq terus melangitkan doa dalam hati.
"Ummi, apa kita harus memberitahu berita ini pada orang tua Afiza? mereka berhak tau." Tanya abah Rofiq.
**
Zizah tengah duduk merenung di teras rumahnya, entah kenapa akhir-akhir ini perasaannya gelisah dan bimbang. Andre berjalan menghampiri Zizah dan duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka Fillah Gus [END]
Fiksi RemajaAfiza Nur Zahra, seorang santri yang sangat mengagumi Gus nya, Muhammad Aidan Ghazanfar. Putra dari seorang kyai besar pemilik pondok pesantren Al-Hamid. Gus muda yang paham agama dan cuek terhadap lawan jenis. Namun, seiring berjalannya waktu pera...