Assalamualaikum teman-teman🐣
Kalian apa kabar nih??Happy reading 🌻
.
.Beberapa warga ada yang sudah pulang, dan ada juga yang masih di masjid An-Nur menunggu Gus Aidan dan Afiza pulang terlebih dahulu.
Dengan perasaan khawatir Gus Aidan berjalan cepat menuju toilet masjid An-Nur untuk menyusul istrinya.
Tok.. Tok.. Tokk..
"Afiza... Kamu ngapain di dalam?".
"Huwekk, A-Afiza gapapa".
"Kamu mual?".
"Enggak mas, Afiza gapapa!". Afiza berusaha meyakinkan suaminya, bahwa dirinya baik-baik saja, ia tak mau suaminya itu merasa khawatir akan dirinya.
"Gapapa apanya?! sepuluh menit lebih kamu di dalam. Ayo buka pintunya sayang, mas khawatir!".
Kemudian, mau tidak mau Afiza terpaksa membuka pintunya dan melangkah keluar.
"Ya Allah sayang, muka kamu pucet banget. Kamu sakit? kenapa gak bilang hmm?".
Afiza menggeleng lemah. "Afiza gapapa mas, cuma mual sama pusing sedikit".
Lalu Afiza melanjutkan langkahnya untuk menuju mobil, tubuh Afiza mendadak limbung, dengan gesit Gus Aidan berhasil menahan tubuh istrinya itu agar tak terjatuh.
"Kalau gak kuat gak usah dipaksain humairah!". Gus Aidan langsung menggendong tubuh Afiza ala bridal style.
"Mas, gak enak loh dilihat banyak orang".
"Kenapa? kamu kan istri saya".
Afiza tak menjawab, Gus Aidan berjalan ke arah mobil yang terparkir di pekarangan masjid, ia tak peduli semua orang yang masih berada di masjid kini tengah menatapnya.Seseorang jama'ah dari kalangan bapak-bapak sangat peka, dan langsung membukakan pintu mobil milik Gus Aidan, agar tak kesusahan.
Gus Aidan segera meletakkan Afiza dalam mobil."Loh, Ning nya kenapa Gus?". Tanya bapak tersebut.
"Tidak apa-apa pak, hanya kurang sehat sedikit".
"Yasudah kami permisi, terima kasih banyak pak. Assalamualaikum". Sambung Gus Aidan dengan mengulum senyum dan mengangguk ke arah seluruh warga yang masih berada di masjid, dan dibalas anggukan juga oleh warga.
"Waalaikumussalam".
Lalu Gus Aidan masuk kedalam mobil dan bergegas pulang.
"Kenapa gak bilang kalau kamu sakit?".
"Harusnya kamu bilang dari awal Afiza".
"Mas bisa batalin acara ini, mas gak mau kamu sakit!".
Afiza hanya tersenyum dan memejamkan matanya guna menstabilkan energinya, seraya mendengar celotehan dari suaminya.
Siapa sangka Gus Aidan yang notabene nya selalu singkat dalam menjawab, sekarang malah lebih cerewet ketika bersama istrinya."Sekarang kita ke rumah sakit!".
Mendengar ucapan Gus Aidan, Afiza membelalakkan matanya."Hah? rumah sakit?!". Gus Aidan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka Fillah Gus [END]
Ficção AdolescenteAfiza Nur Zahra, seorang santri yang sangat mengagumi Gus nya, Muhammad Aidan Ghazanfar. Putra dari seorang kyai besar pemilik pondok pesantren Al-Hamid. Gus muda yang paham agama dan cuek terhadap lawan jenis. Namun, seiring berjalannya waktu pera...