Chapter 36

11.9K 699 6
                                    

Assalamualaikum....
Aloo teman-teman🐣
Sudah baca sholawat belum?
Jangan lupa Al-Kahfi nya yaa🤗

Happy reading 🌻
.
.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bahkan bulan berganti bulan. Kini kandungan Afiza menginjak usia 6 bulan. Semenjak kejadian Gus Aidan diserang oleh Niko dan komplotannya, sampai saat ini keadaan masih aman. Gus Aidan berharap bahwa Niko sudah melupakan masalahnya dan tidak akan mengganggu kehidupannya dengan Afiza.

Gus Aidan dan Afiza tengah berada di sofa ruang tamu, sesekali mereka bersenda gurau.

"Eh eh." Afiza sedikit memandangi perutnya seraya mengusapnya perlahan.

"Kamu kenapa sayang, perutnya sakit, hmm?" Gus Aidan panik ketika melihat Afiza.

Afiza menggeleng. "Dedenya nendang-nendang loh mas, coba pegang, kerasa gak?"

Gus Aidan mengusap perut Afiza yang sudah terlihat membesar, lalu ia dekatkan kepalanya ke perut istrinya itu.

"MasyaAllah anak abi aktif banget ya?" Ucapnya terkekeh pelan.

"Alhamdulillah, iya abi." Jawab Afiza menirukan suara anak kecil.

Gus Aidan sedikit tergelak, kemudian ia tidur dengan kepala berada di pangkuan Afiza, tangannya tetap mengusap perut Afiza dan sesekali ia kecup perut istrinya itu.

"Mas!"

"Hm?" Jawab Gus Aidan singkat.

"Mas pengennya anak laki-laki atau perempuan?". Tanya Afiza seraya memainkan rambut Gus Aidan.

"Sedikasihnya sama Allah, mau laki-laki mau perempuan sama saja, yang terpenting kamu dan dede bayi sehat." Afiza hanya mengangguk dan mengulum senyum mendengar penuturan dari suaminya.

"Afiza pengen lihat mas makan bakso yang pedes, tapi yang ngasih sambelnya harus Afiza." Ucap Afiza secara tiba-tiba.

"Hah?! ta-tapi mas kan gak terlalu suka makan yang pedes banget sayang, sedikit aja ya sambelnya?"

Afiza menggeleng cepat. "Terserah Afiza dong, kan Afiza yang ngasih sambelnya!"

Gus Aidan terdiam sejenak memikirkan kenapa istrinya tiba-tiba meminta permintaan random seperti itu?

"Ini juga permintaan dede bayi!" Sambung Afiza.

"Emm yasudah gak apa-apa, ayo kita cari penjual baksonya."

Setelah itu, Gus Aidan dan Afiza berkeliling mencari penjual bakso, wajah Afiza begitu senang ketika permintaannya langsung disetujui oleh suaminya.
Setelah sedikit lama berkeliling, akhirnya mereka menemukan pedagang bakso di bawah pohon pinggir jalan, Gus Aidan langsung menghentikan motornya.

"Mau makan sini apa dibungkus humairah?"

"Dibungkus aja mas." Gus Aidan mengangguk.

"Bakso nya dua bungkus ya pak, dan maaf sebelumnya, istri saya lagi ngidam, katanya pengen bakso tapi sambelnya istri saya sendiri yang ngasih, boleh tidak pak?" Gus Aidan bertanya dengan hati-hati.

Uhibbuka Fillah Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang