Chapter 38

11K 719 14
                                    

Assalamualaikum teman-teman🐣
Jangan lupa, perbanyak baca sholawat, okay?

Happy reading 🌻
.
.

"Assalamualaikum sayang, mas pulang nih!"

"Afiza..." Hening, apakah Afiza tidak ada di rumah? Gus Aidan berjalan cepat untuk mencari Afiza hingga ke pintu belakang rumah.

"Afiza, sayang?!" Ternyata Afiza tengah berjalan-jalan santai di belakang rumah, sembari menikmati semilir angin yang berhembus sepoi-sepoi.

"Eh mas Aidan udah pulang." Afiza berjalan mendekat ke arah Gus Aidan, dan menyalami tangannya takdzim.

"Hufftt! mas kira tadi kamu kemana sayang, mas panggil-panggil dari tadi gak nyaut."

Afiza terkekeh pelan. "Mas kenapa sih, panik gitu mukanya?"

"Nih mas bawain ice cream, makan dulu gih keburu leleh, nanti mas mau cerita."

"Wah ice cream, terima kasih suami gantengnya Afiza!"

Gus Aidan mengangguk. "Sama-sama cantik!"







**







"Mas tadi mau cerita apa?" Tanya Afiza seraya membaca buku novel yang baru ia beli.

"Niko belum berubah, dia hanya membohongi kamu." Ucap Gus Aidan datar.

"Apa?!" Afiza menoleh cepat ke arah suaminya. "Hahaha."

"Kenapa ketawa? mas serius sayang!"

"Gak mungkin mas, kak Niko kan udah bener-bener mengakui kesalahannya dulu, dan udah janji juga gak akan ganggu lagi. Buktinya tiga bulan terakhir ini gak pernah ganggu lagi kan?"

"Tapi mas berkata apa adanya humairah, mas gak bohong, tadi mas sempet ketemu dan mengobrol sama dia di minimarket!" Hening, Afiza tak menghiraukan perkataan Gus Aidan, ia malah asyik membaca novel yang ada di tangannya. Dengan cepat Gus Aidan merebut novel yang Afiza baca.

"Ih Afiza belum selesai baca novelnya mas." Afiza berusaha meraih novel yang telah berhasil direbut Gus Aidan.

"Dengarkan kalau mas berbicara, Afiza!" Ucap Gus Aidan menatap datar ke arah Afiza, dan Afiza pun menatap tajam ke arah suaminya.

"Mas, mas kenapa sih? sudah jelas Kak Niko itu menyadari kesalahannya sampai memberi Afiza sebuah hadiah, tapi kenapa mas masih mengungkit-ungkit kesalahannya?!"

"Bukankah semua orang mempunyai kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya?!" Sambung nya lagi.

Gus Aidan tersentak kaget ketika mendengar apa yang telah Afiza ucapkan, bahkan Afiza sangat berani berbicara seperti itu di hadapan suaminya langsung. Tidak, ini bukan Afiza!

"Afiza, ka-kamu-"

"Mas sendiri kan yang bilang, kalau seseorang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, berarti orang itu pendendam. Lalu, kenapa mas gak mau maafin kak Niko, sesusah itukah memberi maaf?!"

Uhibbuka Fillah Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang