Assalamualaikum teman-teman🐣
Afwan yaa author baru up, sebenarnya pengen di up kemarin, tapi lupa heheh
Yasudah langsung baca aja😉Happy reading🌻
.
.DORR!!
Satu suara tembakan dari Niko mampu mengheningkan suasana sejenak.
"TIDAKK!!"
Seluruh orang yang berada di sana menatap tak percaya kala peluru yang Niko tembakkan berhasil mengenai perut Sinta.
Afiza segera berlari mendekat ke arah Sinta yang sudah tergeletak tak jauh dari hadapannya."Sinta... Sinta kamu kenapa melakukan ini Sin?!"
"Gak seharusnya kamu melindungi Afiza seperti tadi, bahaya!" Sambung Afiza dengan menahan air matanya agar tidak terjatuh saat itu juga, Afiza menepuk pelan pipi sahabatnya itu.
Dengan susah payah, Sinta membuka matanya agar tidak terpejam, ia juga memaksa untuk bisa tersenyum di hadapan Afiza.
"Ma-maaf!" Satu kata terlontar dari mulut Sinta.
Afiza menggeleng cepat. "Enggak, Sinta kita harus bareng-bareng kayak dulu lagi, Sinta bertahan ya?"
"Ya Allah Sinta. Iya nak, bertahan sebentar ya!" Ucap Yazid yang tak kalah paniknya juga, sedangkan Jihan, ia sudah tak mampu berkata apapun, ia tengah menangis sesenggukan di samping Afiza dan Sinta.
"Nggak, ini nggak mungkin!" Niko bermonolog pelan seraya menggelengkan kepalanya, ia merasa sangat bersalah karena tembakannya meleset mengenai Sinta.
"Bu-bunda, ayah, S-Sin-Sinta minta maaf, S-Sinta selalu meng-mengecewakan k-kalian." Ucap Sinta terbata-bata menahan rasa sakitnya.
"Ssstt, bunda dan ayah sudah memaafkan kamu, bunda sama ayah juga minta maaf ya nak, kamu jangan banyak bicara dulu." Jawab Jihan.
Gus Aidan dengan tergesa-gesa mencari dan mengecek ponselnya, lalu ia berlari ke arah abah Rofiq.
"Abah, tolong telepon ambulan sekarang bah, ponsel Aidan mati." Pintanya.
Abah Rofiq pun mengangguk dan segera menelepon ambulan untuk segera datang. Bersamaan dengan itu, beberapa polisi yang sejak awal dimintai bantuan untuk mencari Afiza pun datang.
"Tidak boleh ada yang bergerak!" Tegas salah seorang polisi.
Semua pandangan beralih menatap segerombolan polisi yang baru saja datang.
"Pak, tangkap laki-laki itu!" Titah Jihan dengan menunjuk Niko.
Sedangkan Niko hanya pasrah, dan beberapa komplotannya berusaha melarikan diri. Namun, polisi tetap berhasil menangkapnya."Pak saya mohon, lepaskan saya sebentar saja, biarkan saya berbicara dengan Sinta." Ucap Niko memohon.
"Tidak bisa!!"
"Pak, sekali ini saja saya mohon, hanya sebentar!"
Mendengar Niko memohon seperti itu, polisi tersebut menoleh memandang ke arah abah Rofiq dan langsung mendapat anggukan darinya, kemudian polisi tersebut memberi Niko sedikit waktu untuk berbicara dengan Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka Fillah Gus [END]
Teen FictionAfiza Nur Zahra, seorang santri yang sangat mengagumi Gus nya, Muhammad Aidan Ghazanfar. Putra dari seorang kyai besar pemilik pondok pesantren Al-Hamid. Gus muda yang paham agama dan cuek terhadap lawan jenis. Namun, seiring berjalannya waktu pera...