Hai haii teman-teman...
Ayo di vote dulu sebelum bacaHappy reading🌻
.
.Hembusan angin malam yang terasa dingin menerpa khimar berwarna hitam, Afiza tengah duduk melamun di teras masjid. Entah mengapa gadis itu sangat suka berada disana dengan kesunyian.
Sesekali netra indahnya menatap bintang-bintang yang gemerlap di langit, samar-samar telinganya mendengar lantunan sholawat yang begitu merdu dari arah ndalem.
Dan benar saja, ternyata yang melantunkan sholawat tersebut adalah Gus Aidan.'MasyaAllah Gus'. Batin Afiza kagum.
Ia memandangi Gus Aidan dari kejauhan seraya bergumam.'Gadis fakir ilmu ini apakah pantas mendapatkan suami yang paham agama seperti Gus Aidan? Afiza harus sadar diri, karena Afiza bukan Ning, Afiza juga mondoknya cuma dua tahun'. Afiza tersenyum getir.
*Kwekk... Kwekk...
"Allahu akbar! k-kok ada angsa sih di ma'had?!". Afiza melotot tak percaya melihat angsa yang berkeliaran, ya meskipun hanya satu angsa.
"Diem disitu pliss".*Kwekk... Kwekk...
Angsa putih itu memandangi Afiza seolah siap ingin mengejarnya, Afiza meneguk salivanya kasar.
"Angsa cantik diem ya, kita gak kenal lho".
"Apa sih kok ada suara ribut gini?". Gus Aidan mencari sumber suara tersebut. Setelah menemukannya, Gus Aidan tersenyum gemas melihat Afiza.
"Heh angsa udah dibilangin diem ya diem!"
Kini Afiza mengambil ancang-ancang dengan mencondongkan sedikit badannya kedepan. "Aaaaa!!!". Afiza berlari sekuat tenaga tanpa tahu kemana ia akan berlari.
"Gus tolong Gus, ada angsa!". Afiza dengan refleks meminta bantuan pada Gus nya. Ia terus berlari dan berakhir ia memilih bersembunyi di belakang Gus Aidan. Tapi tetap dengan jarak yang sedikit jauh.
"Huss.. Huss..". Gus Aidan mengusir angsa dengan mengayunkan tangannya.
Angsa tersebut seolah mengerti akan maksud Gus Aidan."Wih angsa nya langsung diem, dasar angsa jelek, Afiza gak suka sama angsa!!". Afiza mendengus kesal seraya menghentakkan kakinya.
Saat ia ingin kembali ke asrama, kakinya tak sengaja terlilit oleh gamis yang ia kenakan.*Gedubrakk!!
"Aduh..!".
"Pffttt". Gus Aidan sedari tadi berusaha menahan tawanya. Namun kali ini rasa ingin tertawanya itu tak bisa ia tahan lagi.
Afiza memandang kesal ke arah Gus Aidan. "Gus ketawa ya?".
"T-tidak".
"Disini ternyata. Gus, mbak Afiza, afwan ya? ini angsa saya tadi kabur, hehe". Ucap kang Faiz tak enak.
"Oh ini angsa nya kang Faiz, emang boleh ya bawa angsa ke ma'had?".
"Boleh mbak, saya tadi sudah izin ke abah kyai". Afiza hanya menganggukkan kepala mendengar jawaban kang Faiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka Fillah Gus [END]
Teen FictionAfiza Nur Zahra, seorang santri yang sangat mengagumi Gus nya, Muhammad Aidan Ghazanfar. Putra dari seorang kyai besar pemilik pondok pesantren Al-Hamid. Gus muda yang paham agama dan cuek terhadap lawan jenis. Namun, seiring berjalannya waktu pera...