Gus Aidan menatap tajam ke arah Niko, bak elang yang sedang mengintai mangsanya. Tangannya mengepal erat, rahangnya mengeras, Afiza langsung berlari ke arah suaminya. Namun, ia gagal, Niko berhasil mencekal tangan Afiza.
"Lepasin kak!". Afiza berontak, berusaha lepas dari genggaman Niko. Gus Aidan segera menarik krah baju laki-laki itu.
Bugh!!
"Menjauh dari istri saya!". Satu pukulan tepat mengenai wajah Niko, hingga laki-laki itu tersungkur.
"Sudah berapa kali saya bilang, Afiza adalah wanita saya. Anda tidak berhak mengganggunya lagi!!". Peringat Gus Aidan dengan menahan emosinya yang bergejolak.
Sedangkan Afiza yang melihat perkelahian itu menutup matanya rapat-rapat, badan Afiza bergetar, ia takut bukan main.
Naya segera menarik Afiza untuk menenangkannya."Afiza, kamu gapapa?". Tanya Sinta. Afiza tak mampu menjawab, ia hanya menggeleng pelan.
Sementara Niko, ia ingin membalas pukulan dari Gus Aidan.
"Udah cukup!". Teriak Afiza dari belakang tubuh Gus Aidan. Namun Niko tetap tak menghiraukannya.Grapp!
Gus Aidan berhasil menangkis pukulan dari Niko, dan menghempasnya hingga terjatuh.
"Pergilah, hari ini saya melepaskanmu".
"Sialan! Afiza inget ya, masalah kamu sama kakak belum selesai". Ucap Niko menatap tajam ke arah Afiza.
"Masalah istri saya, adalah masalah saya juga. Jadi hadapi saya dulu".
Niko menggeleng mendengar penuturan dari Gus Aidan."Udah mas udah. Kak Niko, Afiza mohon pergi dari sini kak, Afiza capek!". Ucap Afiza melerai disertai dengan air mata yang turun mengalir membasahi pipinya. Niko memandang Afiza lamat-lamat.
"Tundukkan pandanganmu!!". Ucap Gus Aidan menekan kalimatnya. Seketika Niko langsung berbalik badan meninggalkan Gus Aidan dan Afiza.
Gus Aidan langsung memeluk istrinya. "Sayang kamu gapapa?". Afiza menggeleng cepat seraya mengusap kasar air matanya.
"Afwan Gus, Ning. Alhamdulillah jika semua sudah membaik, kami izin pamit". Ujar Sinta. Ya, meskipun Sinta dan Naya sangat penasaran akan masalah Afiza, dan siapa laki-laki tersebut. Akan tetapi tidak enak jika mereka bertanya pada saat seperti ini.
"Oh iya, Lisa kemana?".
"Lisa dirumah kakeknya Ning, jadi gak bisa ikut". Jawab Naya.
"Saya sangat berterima kasih kepada kalian, entah apa yang akan terjadi jika kalian tidak berada disini". Ucap Gus Aidan yang diangguki oleh Sinta dan Naya.
"Alhamdulillah. Yasudah Gus, kami pamit, sudah dijemput. Assalamualaikum".
"Na'am tafadhol, waalaikumussalam". Jawab Gus Aidan dan Afiza kompak.
"Ayo sayang, kita pulang ya?". Ajak Gus Aidan seraya merangkul bahu istrinya.
Ternyata Niko masih berada disana, sejak tadi dia belum pergi. Niko berjalan mendekat ke arah Gus Aidan dan Afiza dengan mengendap-endap, seraya membawa balok kayu yang berukuran lumayan besar.
Merasa ada yang janggal, Afiza menoleh ke arah belakang."Mas, awas!!". Afiza mendorong tubuh Gus Aidan sekuat tenaga.
Bugh!
Pukulan Niko tepat mengenai kepala Afiza bagian belakang.
"AFIZA!!!". Teriak Gus Aidan yang cepat cepat berdiri dari tempat jatuhnya karena dorongan kuat dari Afiza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka Fillah Gus [END]
Teen FictionAfiza Nur Zahra, seorang santri yang sangat mengagumi Gus nya, Muhammad Aidan Ghazanfar. Putra dari seorang kyai besar pemilik pondok pesantren Al-Hamid. Gus muda yang paham agama dan cuek terhadap lawan jenis. Namun, seiring berjalannya waktu pera...