Chapter 34

12.2K 760 5
                                    

Assalamualaikum teman-teman🐣
Nungguin ya? kiw kiw
Alur ceritanya masih nyambung kan?
Semoga suka yaa🤗

Happy reading🌻
.
.

Cuaca terik di siang hari, angin berhembus sepoi-sepoi, jalanan bisa dikatakan sepi dari orang lalu lalang. Gus Aidan memenuhi perintah isi surat yang sempat ia baca kemarin, bahkan pengirimnya saja ia tak tahu. Tetapi dirinya paham pasti ini sudah menyangkut Afiza, maka mau tidak mau ia harus menemui seseorang itu demi keamanan istrinya.

Gus Aidan berpamitan kepada Afiza untuk keluar sebentar. Namun, Afiza terus memaksa untuk ikut. Ya, tak heran lagi kini sikap Afiza menjadi lebih manja.
Setelah beberapa lama Gus Aidan membujuk Afiza agar tetap di rumah dengan embel-embel pulang nanti akan dibawakan ice cream, Afiza pun menurut untuk tetap diam di rumah. Jika dihadapkan dengan ice cream, bagi Afiza sulit untuk menolak.

Gus Aidan menginjak gas mobilnya untuk menuju jalan merpati, saat sampai di lokasi, Gus Aidan mengedarkan pandangannya mencari tahu siapa orang itu sebenarnya. Namun, jalanan sangat sepi, tak ada siapa pun disana. Apakah ia telah dibohongi?.

Bugh!!

"Arghh!". Satu pukulan keras mendarat secara tiba-tiba dari arah belakang. Gus Aidan bersusah payah untuk berdiri karena rasa nyeri yang ia rasakan di bagian punggungnya.

"Serahkan Afiza padaku, maka hidup kalian akan aman".

Gus Aidan menatap tajam ke arah laki-laki yang berdiri tepat dihadapannya. Ya, siapa lagi jika bukan Niko.

"Tutup mulutmu!".

Bugh!

Gus Aidan membalas Niko dengan satu pukulan. Akan tetapi Niko hanya sedikit terhuyung ke belakang.

"Oh ternyata anda masih bisa melawan? hahaha".

"Sampai kapan pun Afiza tetap milik saya, saya tidak akan pernah menyerahkan Afiza kepada siapapun, TERMASUK ANDA!".

Hening, Niko tak menggubris ucapan Gus Aidan, melainkan ia hanya menatap remeh ke arah Gus Aidan dengan sebuah senyuman miringnya.

"Jika tidak ada hal penting, biarkan saya pergi dari sini".

"Apa kurang jelas? serahkan Afiza padaku, dan semuanya selesai. Saya tidak akan mengganggu kalian".

"Dan apa masih kurang jelas dengan jawaban saya tadi?!".

"Halah banyak omong, guys!". Niko memanggil beberapa teman komplotannya, hingga Gus Aidan ditahan tangan kanan dan kirinya.

"Lepaskan!!".

Bugh!!

Bugh!!

Niko menyerang Gus Aidan secara bertubi-tubi, ia tak memberi jeda sedikit pun. Setelah Niko merasa cukup untuk menghajar, barulah beberapa temannya melepaskan Gus Aidan, Gus Aidan terduduk lemah tak berdaya.
Niko melangkah mendekat ke arah Gus Aidan.

"Bagaimana? ini baru permulaan, Gus Aidan!". Ucap Niko menekan kalimat akhirnya seraya menepuk bahu Gus Aidan.

"Ayo cabut guys!".

Uhibbuka Fillah Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang