Jangan lupa vote dan komen guyss....
Follow juga akun author yaa...
Happy reading...
~#~
Kejadian tadi malam membuat Ryn dan Khaleev saling diam-diaman. Setelah meninggalkan kamar tadi malam. Khaleev tak kembali lagi walau hanya untuk sekedar tidur.
Ryn penasaran, tapi mau mencari sang suami pun tak ada keberanian. Dirinya masih merutuki kebodohannya yang sudah menciptakan satu masalah baru.
Pagi tadi saat dimeja makan, Khaleev masih diam. Bahkan lelaki itu tak sedikit pun memandang pada dirinya. Ia saja tak tahu laki-laki itu tidur dan berganti pakaian dimana.
Yang dirinya tau mereka bertemu dimeja makan. Walau begitu, Ryn tetap menjalankan hal yang biasa dilakukannya agar tak mengundang rasa penasaran di Oma maupun Seth. Tadi malam Seth memang menginap dimension atas permintaan Oma.
Dikantor pun Khaleev masih sama. Malah terkesan lebih dingin setelah pergi lebih dulu tadi pagi tanpa menunggu Seth dan Ryn.
Ryn bingung. Ia tak bisa fokus. Fikirannya masih sibuk menerawang pada laki-laki itu. Biasa lelaki itu selalu menyebalkan dengan menyuruh ini itu. Tapi berbeda dengan hari ini. Jam makan siang sudah berlalu pun, Ia belum disuruh satu apapun oleh si bos besar.
Ryn dan Khaleev memang hanya sebatas kontrak. Tapi entah mengapa mendapati Khaleev yang begini dirinya tak suka. Apa rasa nyaman mulai timbul?
"Kakak Ipar?!" Ryn tersentak. Jantungnya berdegub dua kali lipat. Matanya berkedip dua kali melihat Seth didepan sana.
Sebelah alis Seth naik. "Kenapa sih ngelamun mulu?" Lelaki itu menarik kursi dipojokan membawanya ke sebrangan meja Ryn. "Dipanggilin kagak nyaut-nyaut lagi" Bokongnya sudah mendarat disana. "Eh, sekarang malah kaget" Sebelah sikunya ditumpu pada meja dibelakang monitor yang tersedia.
Ryn menghela nafas pelan. "Engga papa. Cuma lagi bingung aja engga ada yang mau dikerjain" Tak sepenuhnya salah. Kursi yang diduduki sedikit dimajukan. Kedua tangannya dilipat diatas meja. Bibirnya mengembangkan senyuman. "Kamu bawa kerjaan engga buat aku?" Tanyanya dengan sumringah.
Lipatan didahi Seth muncul, dirinya bingung. Padahal niat hati keluar ingin sekedar tukar cerita dengan Ryn. Tapi malah dirinya mendapati gadis itu yang melamun. Eh, sekarang malah bertanya kerjaan padanya.
Lelaki berwajah tampan itu mengendus. Mana ada kerjaan untuk Ryn. Kan semua kerjaan sudah diurusnya sendiri. Makanya Ia suka bingung, kenapa bisa Khaleev mengangkat Ryn sebagai sekertaris. Selama ini juga kerjaan Ryn, Khaleev yang menyerahkan. Dirinya mana tahu apa-apa.
Mana hari ini sepasang suami istri kontrak itu sepertinya tengah ada masalah. Keliatan sekali dari pagi. Si suami menyibukkan diri dengan kerjaan. Si istri sibuk melamun diluar karena tak ada kerjaan.
"Seth?" Seth tersadar. Wajahnya aneh sebelum bibirnya membentuk senyum kaku. Tangannya yang tadi memegang ponsel menggaruk bagian belakang kepalanya. Dirinya benar-benar bingung. Mau memberi kerjaan apa? Tadi saja saat dirinya menyebut nama Ryn sewaktu didalam. Malah dirinya diusir oleh si bos didalam. Mana diperingati untuk tidak memberi kerjaan lagi pada Ryn.
"Ekhem" Seth berdehem. "Pekerjaan sudah aku selesaikan tadi karena bosan. Mending sekarang kita ke kantin saja bagaimana?" Lelaki itu menaik turunkan kedua alisnya.
Ryn heran. "Kan belum jam makan siang Seth" Serunya dengan kernyitan. Masa iya mau kabur begitu saja.
"Sudah tak perlu difikiran. Ayo" Seth lebih dulu berdiri. Berputar pada sisian Ryn duduk dan langsung menggandeng tangan si Kakak ipar menuju lantai dimana kantin berada. Kedua manusia itu melangkah bersisian menuju lift berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata (END) ✅
Romance1. Pihak pertama dan pihak kedua harus bisa berperan dengan baik seakan-akan menikah karena cinta dihadapan orang lain. 2. Pihak pertama akan menanggung biaya hidup pihak kedua. 3. Pihak kedua bisa meminta apapun pada pihak pertama jika bersangkut...