Jangan lupa vote dan komen guyss....
Follow juga akun author yaa...
Happy reading...
~#~
"Ryn, bangun" Samar-samar Ryn mendengar suara diatas kepalanya. Perlahan, matanya yang terasa begitu berat terbuka. Hal yang pertama Ia dapatkan adalah dada bidang berlapis piyama tidur seseorang. Kepalanya mendongak, ternyata itu adalah milik Khaleev.Berusaha memutar ingatan dengan apa yang sudah terjadi sampai bisa membuat dirinya dan Khaleev saling berpelukan dalam tidur mereka. Ryn ingat, tadi malam Khaleev menenangkan dirinya saat ada gemuruh terjadi.
"Saya mandi duluan karena ada meeting" Ryn melepaskan pelukannya dengan anggukan kecil. Masih merasa sedikit kikuk.
Khaleev menarik dirinya "Jangan lupa kompres mata kamu. Kalau kamu mau libur hari ini tidak apa-apa" Imbuh laki-laki itu berjalan menuju handuk berada. Setelahnya kakinya melenggang memasuki kamar mandi.
Ryn meraba ponselnya yang berada dinakas. Jarinya menekan aplikasi kamera. Sontak kaget melihat matanya yang begitu sembab. Pantas saja sedari tadi matanya terasa menyipit dan buram.
Kakinya mulai turun dari ranjang ingin melangkah menuju dapur. Saat menuruni tangga, Ryn berusaha sehati-hati mungkin karena pandangannya yang buram.
"Nona Ryn, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang maid yang berpas-pasan dengan dirinya di anak tangga terakhir. Kamar mereka memang berada dilantai dua.
"Bisa tolong ambilkan saya es untuk mengompres?" Seru Ryn meminta bantuan dengan nada lembut.
Sang maid sontak mengangguk "Bisa Nona" Serunya cepat juga dengan senyuman hangat.
"Kalau begitu, nanti tolong antarkan ke kamar saya" Pinta Ryn kembali. "Terima kasih" Imbuhnya sebelum kembali melangkah menuju kamarnya.
Gadis itu mengambil duduk didepan meja rias memerhatikan pantulan dirinya dicermin. Penampilannya tampak begitu kacau.
"Tadi malam ada apa dengan kamu?" Terlonjak kaget. Dengan cepat berusaha menrtralkan debaran jantungnya saat disana melihat pantulan Khaleev yang menjulang tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil
Seperti terhipnotis, Ryn diam dengan manik terfokus pada cermin. Menikmati ciptaan Tuhan yang begitu sempurna disana. Keadaan Khaleev hanya menggunakan handuk sebatas pinggang hingga lutut.
"Saya tahu tubuh saya bagus" Ryn mengerjab berulang sebelum mendengus kasar. Kenapa Khaleev bisa sepercaya diri itu. Ya, walaupun apa yang dikatakannya tidak salah sama sekali.
"Saya takut dengan gemuruh. Bisa dibilang sih, trauma" Ryn mengalihkan. Menjawab pertanyaan Khaleev tadi dengan posisi menunduk. Saling menautkan jarinya dibawah sana saat ingatan masa lalunya berputar kembali dibenaknya.
"Trauma?" Beo Khaleev. Kernyitan halus didahinya timbul. Kegiatannya tadi diakhiri karena merasa akan ada cerita yang harus didengarnya.
"Saya terlahir sebagai anak kembar" Khaleev kaget. Ia kira Ryn hanya memiliki Vion karena dari apa yang didapatnya seperti itu. Namun ternyata informasi yang didapatnya masih kurang lengkap.
Ryn menghela panjang. Sepertinya sedikit membuka masa lalunya pada Khaleev bukan masalah walau mereka baru berkenal dan tak akan lama bersama.
Namun setidaknya, sikap lelaki itu belakangan ini sudah mampu membuatnya percaya jika Khaleev adalah orang baik. Karena memang, cerita ini masih begitu rahasia sebab Ryn tak ingin siapapun mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata (END) ✅
Romance1. Pihak pertama dan pihak kedua harus bisa berperan dengan baik seakan-akan menikah karena cinta dihadapan orang lain. 2. Pihak pertama akan menanggung biaya hidup pihak kedua. 3. Pihak kedua bisa meminta apapun pada pihak pertama jika bersangkut...