(28) TERBONGKAR

6K 273 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 

~#~


"Yang hamil kamu"

Hening

1 detik

2 detik

3 detik

Seth menatap was-was pada wajah Ryn yang tanpa ekspresi disana. Detik berikutnya mata wanita itu mendelik "APA?!" Responnya dengan tampang kaget. Suaranya begitu keras sampai Seth dan Khaleev menutup kedua telinga mereka.

Khaleev melirik Ryn dengan jantung berdebar. Baru kali ini dirinya merasa takut berlebihan. Biasanya tak ada orang yang ditakuti walaupun itu musuh yang mematikan.

"Kau serius Seth?" Seth dan Khaleev saling pandang dengan wajah bingung. Mereka heran, kenapa wanita diranjang itu memasang wajah dengan binar bahagia yang terlihat jelas. Senyumnya mengembang sampai deretan gigi nan putihnya terlihat. Mata bulatnya berbinar-binar dengan beberapa kali kedipan.

"Seth" Itu panggilan protesan. Tapi terdengar manja ditelinga. Seth menoleh pada Ryn dengan kepala mengangguk ragu. "Jadi disini ada baby?" Jari telunjuk nan lentik itu menunjuk perut yang masih rata dengan kepala menunduk.

"Iya" Seth masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kenapa Ryn disana tampak bahagia dan bukannya marah? Minimal teriak-teriaklah sebagai ekspresi kesalnya. Seharusnyakan wanita itu marah atau protes. Sepertinya Khaleev disebelah sepemikiran dengan dirinya.

"Ryn. Kau tak marah?" Khaleev angkat bicara. Sepertinya ada yang salah disini. Kenapa respon Ryn malah diluar nalar? Apa wanita itu ada terkena gangguan dibagian kepalanya?

Wanita yang tengah mengelus perutnya disana menoleh cepat dengan mata bulat. Wajahnya begitu polos. "Kenapa harus marah?" Pertanyaan itu disertai kernyitan didahi.

Khaleev diam. Tangannya menggaruk tengkuk. "Kan itu.. Emm.. Kita-" Khaleev menarik nafas. Rasanya sulit sekali mengungkapkan yang ingin disampaikannya.

"Nikah kontrak" Saut Ryn sedikit malas melihat sang suami yang tampak lamban disana. Khaleev mengangguk ragu.

Ryn tersenyum. Kedua kakinya diturunkan dari ranjang. Setelah berdiri, kedua kaki jenjang itu berjalan mendekat ke arah Khaleev. "Sini deh" Tangan laki-laki itu ditarik. Lelaki itu diam dan sedikit menegang saat telapak tangannya diletakkan pada perut wanita didepannya.

"Disini itu ada baby hasil kerja keras kamu malam itu. Ya, walaupun aku sempat marah dan kesal. Tapi, dia tumbuh tak bersalah. Aku juga udah maafin kamu. Jadi aku jelas nerima calon baby ini. Walau kita cuma nikah kontrak, aku engga masalah kok. Nanti setelah kontrak yang ditentukan habis. Ya, kita tinggal berpisah sesuai rencanakan" Khaleev mendelik. Tangan yang tadi digerakkan untuk mengusap perut nan rata itu ditarik cepat.

"Engga!" Bantah tegas Khaleev entah sadar atau tidak. Yang penting rasa tak senang timbul seletah kalaimat lembut Ryn tadi.

Ryn bingung. Dahinya kembali timbul kernyitan dengan kepala dimiringkan menatap Khaleev heran. "Kenapa? Kan itu udah ditandatangani dan disepakati bersama" Pertanyaan begitu polos dilontarkan.

"Engga! Sekali engga ya engga" Khaleev bingung. Yang dikatakan Ryn benar. Namun, saat tadi tangannya digerakkan untuk mengusap perut wanita itu. Darahnya berdesir didalam sana. Entahlah, Ia juga tak tahu. Tapi dirinya merasa senang tadi.

"Ish, kok gitu?" Ryn memprotes. Tangannya bersikedap dada. Wajah yang tadi berseri-seri berganti cemberut. Bibirnya mencibikkan. Hal itu menarik perhatian Khaleev beberapa saat.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang