(50) ANEH SEKALI SIFATNYA

2.7K 120 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 



~#~


"Satu"

"Catu"

"Dua"

"Ua"

"Tiga"

"TIda"

"Holee" Sorakan nyaring itu terdengar begitu memekik dari Cello kecil yang tengah menyusun mainan legonya yang berantakan. Tangannya bertepuk riang melihat susunan lego dengan varian warna itu menjulang hingga mencapai 30cm. Ryn yang duduk disebelah ikut tertawa melihat sang anak semakin pintar.

Usia Cello akan menginjak 3 tahun seminggu lagi. Diusianya yang sekarang, Cello kecil sudah lumayan tahu berbicara dan menyebutkan nama-nama hewan, benda disekitar atau mengikuti apapun yang diajarkan. Ryn dan Khaleev semakin semangat untuk mengajak balita itu berceloteh ria untuk meningkatkan kepintarannya.

Banyak kosa kata yang mulai jelas disebutnya. Kadang Ryn terlampau senang kalau Cello sudah bisa menyebutkan hal-hal yang mudah dengan mulus tanpa cadel lagi. Paling seperti menyebutkan hurup R, S, G dan beberapa huruf lain yang masih susah. Ya sewajarnya anak diusianyalah.

"Wah.. Ponakan Aunty makin top" Cello dan Ryn kompak menoleh ke arah sumber suara. Didekat pintu masuk ruang bermain Cello baru saja tiba Ainsley dengan perut besarnya.

"Aunty Ce" Begitulah panggilan Cello sejak pintar berbicara hingga sekarang saat memanggil Ainsley.

Wanita berbadan dua itu tersenyum dan mendudukkan bokongnya pada sofa yang tersedia disudut ruangan. "Sini. Aunty bawa mainan baru buat Cello" Cello jelas langsung berlari riang saat mendengar kata mainan.

Ainsley tengah mengandung buah cintanya dengan Seth. Usia kehamilannya baru memasuki bulan ke 8. Memang sepasang manusia itu sempat menunda untuk memiliki anak karena satu alasan. Ainsley yang belum memiliki keberanian untuk melahirkan.

Ternyata saat dulu Ainsley bertanya tentang melahirkan sewaktu berkunjung menjenguk Cello kecil. Dirinya bertanya dalam lingkup serius. Ryn juga baru tahu kalau wanita yang tengah berbadan dua itu pernah memiliki trauma melahirkan karena salah satu sepupunya harus merenggang nyawa saat melahirkan anaknya.

Urusan Seth? Lelaki itu terima-terima saja keputusan sang istri. Toh, dirinya juga sudah tahu dari lama. Menerima Ainsley kan bukan hanya untuk sekedar punya anak saja. Tapi dirinya murni tulus mencintai wanita itu.

Hingga akhirnya setelah mendengar banyak kisah dan cerita-cerita baik tentang kehamilan dan melahirkan. Akhirnya Ainsley mencoba mengikuti terapi untuk masalah traumanya. Setelah setahun menjalani terapi itu, Ainsley pun siap untuk mengandung calon buah hatinya.

"Mommy, yeyyy" Cello berlari ke arah Ryn dengan dua mobil-mobilan yang lumayan besar ditangan kanan dan kirinya.

"Sayang, jalan lebih baik. Okey" Cello dengan cepat mengangguk dan mengganti larinya dengan langkah biasa. Ryn tersenyum. "Duduk lagi mainnya. Mommy mau ke Aunty dulu" Cello mengangguk dan mendaratkan bokongnya ditempat semula.

"Kamu sendiri?" Tanya Ryn duduk disebelah Ainsley. Bibirnya menyapa dengan ramah. Tersenyum hangat melihat lawan bicaranya.

Ainsley mengangguk "Tadi diantar supir. Awalnya mau diantar Seth, ternyata Khaleev ngabarin kalau ada meeting dadakan dikantor. Jadi ya gitu" Ryn mengangguk.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang