Jangan lupa vote dan komen guyss....
Follow juga akun author yaa...
Happy reading...
~#~
"Khaleev, pusing" Lelaki yang tengah merapikan rambut didepan cermin setinggi tubuhnya itu langsung memutar hadapan saat mendengar nada serak dari arah belakang.
Matanya memincing dengan langkah lebar mengayun menuju pintu kamar mandi yang menampilkan Ryn tengah bersandar pada sisian pintu. Sebelah tangan wanita itu memegang sebelah kepala dengan sedikit remasan melampiasakan pusing yang mendera.
"Hey, kamu kenapa?" Khaleev sedikit khawatir. Sudah beberapa bulan bersama membuat rasa peduli laki-laki itu semakin tumbuh.
"Engga tau. Pusing banget" Keluh wanita berpiyama tersebut. Nadanya terdengar begitu lemah.
"Tadi didalam ngapain? Kok kedengaran seperti orang muntah?" Khaleev bertanya apa yang tadi didengarnya.
"Iya, tadi sedikit muntah. Masuk angin mungkin" Ryn menyandarkan kepalanya pada dada Khaleev yang menjulang didepannya.
"Ada bawa vitamin yang barus dibeli itu tidak?" Tanya Khaleev mengingat kalau beberapa hari lalu mereka sempat membeli vitamin milik Ryn. Ryn mengangguk pelan. "Ayo ke- Ryn, hey Ryn bangun" Tubuh Ryn ambruk dalam sekejap. Untung saja tangan Khaleev sigap.
Dengan cepat tubuh wanita yang sudah tak sadarkan diri itu diangkat. Dengan langkah lebar Khaleev membawa tubuh Ryn pada tempat tidur yang tadi malam mereka tiduri.
Setelah memastikan posisi Ryn nyaman dan menyelimuti wanita itu. Laki-laki itu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Seth yang berada dikamar sebelah.
"Ryn kenapa?" Seth masuk dengan raut khawatir. Setelah dihubungi Khaleev untuk memanggil dokter. Dirinya langsung berpindah ke kamar suami istri tersebut.
"Tidak tahu. Tadi ngeluh pusing, terus sempat muntah-muntah" Tutur Khaleev tergesa. Terdengar nada khawatir disana.
Seth diam. Wajahnya seperti tengah berfikir. Telunjuknya diketuk pada sudut dagu. "Ciri-cirinya kaya engga asing" Gumam lelaki itu mengundang tatapan dari Khaleev.
"Apa?" Khaleev tak mendengar jelas perkataan Seth yang terdengar seperti bisikan tadi. Tatapannya bertanya.
Seth kaget. Rautnya ling lung. "Ha? Engga" Kilahnya menggeleng ragu. Khaleev memilih percaya.
Kedua lelaki itu memilih duduk disofa sambil menunggu kedatangan Dokter yang sudah ditelfon oleh Seth tadi.
Tak sampai 15 menit Dokter yang ditunggu datang. Seth langsung menjemputnya dibawah setelah mendapat kabar dari salah satu maid yang bekerja.
Dokter tersebut langsung memeriksa keadaan Ryn yang masih belum sadar juga setelah sampai dikamar utama. Tak lupa sebelumnya Dokter wanita itu bertanya keluh kesah apa yang terjadi pada Ryn sebelum tak sadarkan diri.
"Apa yang salah Dokter?" Khaleev maju selangkah menyeimbangi posisi sang Dokter. Wajahnya benar-benar serius.
Dokter wanita itu menoleh setelah melepaskan stetoskop yang tadi digunakan. "Maaf, apakah anda suaminya Tuan?" Tanya beliau sopan. Khaleev mengangguk ragu.
Dokter itu mengembangkan senyuman. Dahi Khaleev menyerngit. Matanya melirik Seth yang berada dibelakang sekilas. Seth disana mengedikkan bahunya.
"Selamat Tuan" Kernyitan tadi berganti dengan sebelah alis terangkat. Mata Khaleev memandang tangan Dokter yang menjulur ke arahnya. Dengan tak paham, dirinya ikut membalas jabatan tangan itu. Pandangannya kembali naik memandang bingung sang Dokter yang semakin mengembangkan senyuman disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata (END) ✅
Romance1. Pihak pertama dan pihak kedua harus bisa berperan dengan baik seakan-akan menikah karena cinta dihadapan orang lain. 2. Pihak pertama akan menanggung biaya hidup pihak kedua. 3. Pihak kedua bisa meminta apapun pada pihak pertama jika bersangkut...