(37) TAK HABIS FIKIR

5K 189 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 

~#~


Khaleev diam dengan punggung disandarkan pada sandaran single sofa. Tangannya bersikedap dengan tampang datar. Maniknya memutar jengah mendengar celotehan sang Oma sedari tadi. Bahkan telingatnya sudah terasa panas.

Padahal Velera baru tiba diruang rawat Ryn tak lebih dari 10 menit. Tapi mungkin sudah lebih dari 100 celotehan penuh murka dilayangkannya pada Khaleev. Wanita tua itu tampak begitu marah melihat sang cucu menantu yang harus merasakan buruknya ruangan berbau obat-obatan karena ulah sang cucu.

Velera sudah tahu. Seth yang memberi tahu saat diperjalanan pulang dari bandara tadi. Sebenarnya Seth tak ingin jujur. Tapi wanita tua itu terus berceloteh menanyakan keberadaan dan keadaan Ryn karena wanita yang tengah mengandung itu tak dapat dikabarkan. Akhirnya Seth mengalah karena lelah menampung pertanyaan memberondong dari sang Oma.

"Khaleev! Kenapa kamu diam saja sedari tadi" Velera kesal ditempatnya berdiri. Ruangan Ryn memiliki ruang tamu yang terpisah. Jadi Velera dan dua cucunya berada disana dengan Ryn yang berada diruang sebelah tengah tertidur beristirahat.

Velera menyerah. Tangannya yang tadi berkacak diturunkan. Kakinya diayunkan untuk melangkah menuju sofa panjang yang diduduki Seth.

Seth ada disana tapi fokus dengan pekerjaan yang ditampilkan dari layar laptopnya yang berada dimeja. 

Laki-laki itu menghentikan ketikannya saat dirasakan suara Velera menghilang. Kepalanya melirik kanan dan kiri saat merasakan sofa yang diduduki bergerak. Setelah melihat Velera duduk disana, Seth menoleh ke kiri dimana Khaleev berada.

Bibirnya berdecak kecil tanda tak suka melihat ekspresi yang diberikan Khaleev kalau Velera sedang menceramahinya. Selalu sama, datar dan kadang dingin. Lelaki itu memilih melanjutkan pekerjaannya dari pada harus ikut terjun pada masalah Oma dan Cucu itu.

"Seth!" Yang dipanggil terlonjak. Ketikannya terhenti dengan nafas sedikit ditahan. "Kenapa kau sibuk bekerja disaat aku tengah memeberitahu kalian" Seth kembali bernafas. Penuh keberanian dirinya menoleh pada Velera yang tadi memprotes.

Seulas senyum tipis diberikan. "Oma, maaf okey. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan sekarang" Velera menghela nafas disana. Seth cengengesan, dengan cepat kembali fokus pada laptopnya. Hatinya merapal penuh harap agar Velera tidak mengikut sertakan dirinya lagi dalam amarah wanita itu.

"Oma engga mau tau. Nanti Ryn sembuh harus tidur bareng Oma saja agar Oma bisa memantau dia dengan baik" Ancam wanita tua itu.

Khaleev mendelik ditempatnya. Leleki itu tak terima dengan perkataan sang Oma. "Oh ayolah Oma. Khaleev bisa menjaga Ryn dengan baik. Lagian kita masih disatu tempat tinggal" Tubuhnya ditegakkan saat memprotes.

Velera melirik sinis sang cucu yang baru angkat suara setelah sekian lama diceramahi. Untung Velera ingat untuk mengancamnya. Kalau tidak, pasti Khaleev akan diam terus. "Oma engga mau tau" Velera berkata acuh.

Prangg

Khaleev yang akan kembali bersuara urung. Dengan cepat lelaki itu bangkit setelah mendengar suara pecahan dari sebelah. Seth dan Velera saling pandang sebelum mengikuti langkah Khaleev.

"Ya ampun Ryn, kamu mau ngapain?" Ryn yang akan mendudukkan dirinya menoleh. Fokus Khaleev jatuh pada pecahan gelas diubin.

"Maaf, tadi aku mau minum. Ternyata gelasnya malah jatuh" Sesal wanita itu lirih. Rautnya tampak bersalah.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang