Jangan lupa vote dan komen guyss....
Follow juga akun author yaa...
Happy reading...
~#~
Drrttt... Drrtt...
Ryn yang tengah menenani sang anak dikamarnya menoleh ke arah kasur. Ponsel yang diletakkan disana bergetar. "Cello sayang, Mommy angkat telfon dulu ya" Cello mengangguk tanpa menoleh. Ryn yang sedari tadi duduk dikarpet bulu menemani Cello yang asik bermain bangkit menuju kasur.
Dahinya menyerngit saat melihat nama sang penelfon. "Seth? Ada apa ya. Tumben banget nelfon" Tangan dengan jari lentiknya mulai mengambil ponsel yang terus bergetar. Ibu jarinya menggeser ikon hijau agar panggilan dijawab.
'Hallo Seth, ada apa telfon?' Tanya Ryn bingung.
Dahi perempuan itu menyerngit saat mendengar suara disebrang sana terdengar begitu ramai. Bising sekali saat memasuki gendang telinga rasanya.
'Hallo Seth?' Panggilnya lagi saat Seth tak memberikan jawaban.
Wanita itu melihat layar ponselnya untuk memastikan apakah panggilan masih terhubung atau tidak karena tiba-tiba suasana disana senyap. "Masih nyambung. Tapi kenapa Seth diam saja" Gumamnya kembali menempelkan ponsel ditelinga kiri.
'Hallo Seth?' Ulang Ryn lagi.
'Hallo, Kakak Ipar' Ryn yang ingin tersenyum menjadi urung.
Akhirnya panggilannya dijawab. Tapi aneh, nada Seth begitu panik dan terdengar bergetar.
'Seth, kenapa?' Tanya Ryn ikut panik.
Jantungnya tiba-tiba berdebar kuat didalam sana. Firasat buruk tiba-tiba menggerayangi dirinya.
'Oma, Oma..' Ryn menggigit bibir dalamnya.
'Oma kenapa?' Tanyanya menuntut.
'Oma Kecelakaan'
Deg!!
Rasanya kaki Ryn berubah seperti jelly. Tanpa sadar wanita itu terduduk dikasur yang untungnya empuk.
'Seth, kamu engga lagi bercandakan?' Ryn masih tak percaya. Tapi berbeda dengan air matanya yang mulai berlinang.
'Tidak mungkin aku bercanda dengan hal seperti ini Kakak Ipar' Seru Seth disebrang sana.
'Terus sekarang Oma?' Nadanya bergetar.
'Oma sudah ditangani. Sebentar lagi supir akan menjemput ke rumah. Cello dititip dengan Reana saja dulu' Ryn mengangguk walau Seth tak dapat melihatnya.
'Ohiya. Tolong jangan bilang pada Ainsley ya. Aku takut dia kenapa-kenapa nanti' Peringat Seth sebelum memutuskan panggilan sepihak.
Tut
"Nyonya. Anda kenapa?" Reana yang sedari tadi duduk didekat Cello mendatangi Ryn yang tampaknya sedang tidak baik-baik saja setelah mengangkat telfon. Sebenarnya sedari tadi Ia sempat mencuri dengar. Tetapi sama sajakan kalau suara orang disebrang telfon tak terdengar.
Ryn menghadap Reana. Punggung tangannya mengusap air mata kasar. "Saya titip Cello ya. Oma kecelakaan" Tuturnya bergetar dengan tatapan kosong.
Mata Reana tak bisa ditahan agar tak membola. "Baik Nyonya. Semoga Nyonya besar baik-baik saja" Ujarnya syok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata (END) ✅
Romance1. Pihak pertama dan pihak kedua harus bisa berperan dengan baik seakan-akan menikah karena cinta dihadapan orang lain. 2. Pihak pertama akan menanggung biaya hidup pihak kedua. 3. Pihak kedua bisa meminta apapun pada pihak pertama jika bersangkut...