(13) MUSIBAH ATAU HADIAH??

6.1K 269 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 

~#~


Ryn melangkah dengan tergesa. Pandangannya terus menunduk sesekali melirik jalan didepan. Takut-takut dirinya akan menabrak orang lain.

Telinganya terasa begitu panas. Sudah tiga hari berlalu saat Khaleev menggendong dirinya. Sudah tiga hari juga gunjingan demi gunjingan terus Ia dapat dan dengarkan.

Walau tak secara langsung. Tapi yang namanya bergosip sekecil apapun akan terdengar kalau bergosipnya beramai-ramai.

Gadis itu dengan cepat menekan tombol lift agar cepat terbuka. Dirinya muak jika harus terus-terusan mendengar cibiran atau gunjingan orang lain. Dirinya tak suka.

Ting

Setelah bunyi pintu lift terbuka berdenting. Dengan tergesa Ryn melangkah kakinya memasuki lift.

Duk!!

Langkahnya terhenti, sebelah tangannya terangkat untuk mengusap dahi yang baru saja terbentur dengan sesuatu yang keras namun empuk.

"Kalau jalan itu pandangan lurus kedepan" Suara berat nan tegas memasuki gendang telinganya. Sedikit meringis. Dirinya tahu itu suara siapa. Dengan ragu, wajahnya diangkat.

Damn!!

Benar dugaannya, itu adalah suara Khaleev. Sepertinya yang ditabrak oleh dahinya tadi adalah dada bidang milik laki-laki itu.

Seakan sadar sesuatu, Ryn menoleh cepat menelisik seisi lift. 'Benar ini lift karyawan bukan lift khusus petinggi. Tapi kenapa dia bisa berakhir bersama Khaleev. Mana disini hanya mereka berdua lagi' Batinnya merasa aneh.

"Jangan bengong mulu" Kalimat tegas nan sarkas itu menyadarkan Ryn kembali ke alam sadarnya.

"Kenapa bisa disini?" Tanpa sadar pertanyaan yang seharusnya hanya bersarang dalam benak itu tercetus. Ryn memukul pelan bibirnya karena merasa lancang.

Khaleev menaiki sebelah alisnya. "Ini kantor saya. Jadi apa salah kalau saya menggunakan fasilitas dari kantor sendiri" Pedas. Sepedas saos sambal.

Ryn memejamkan matanya berusaha menahan gejolak emosi yang mulai meledak-ledak. Gadis itu misuh-misuk. Kenapa juga harus keceplosan bertanya sih.

1

2

3

Hening. Akhirnya gadis itu memilih bergeser 3 langkah sebelum membalik tubuhnya menghadap pintu lift. Tak ingin lagi memperpanjang urusan. Dirinya gerah kalau harus mendapati perkataan nyelekit dari sang suami kontrak lagi.

Sudah cukup gunjingan seisi kantor diterimanya belakangan ini. Jangan lagi ditambah dengan bumbu-bumbu balado dari perkataan Khaleev.


Grepp

Ryn terksiap. Tubuhnya tertarik merapat pada Khaleev secara tiba-tiba dari arah samping. Detak jantungnya mendadak saja menggila. Raganya benar-benar tak siap. Apa-apaan maksud Khaleev tiba-tiba saja menarik tubuhnya.

Sedangkan si biang kerok tetap acuh memandang ke arah depan tanpa mengalihkan fokusnya. Entah mengapa, kinerja otaknya menugaskan tangannya untuk menarik pinggang Ryn agar berdiri merapat pada dirinya. 

Khaleev sedikit menahan nafas saat merasakan jantungnya berpacu 3 kali lipat dari biasanya. Ia takut, posisi Ryn yang begitu rapat dengan dirinya mampu membuat suara detak jantungnya menyeruak ke dalam gendang telinya gadis itu.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang