Jangan lupa vote dan komen guyss....
Follow juga akun author yaa...
Happy reading...
~#~
Kali pertama Ryn kembali tidur disisian ranjang yang biasa ditidurnya setelah malam itu. Hal ini pun terjadi karena Khaleev yang melakukankannya. Wanita itu sudah terlelap sejak dimobil tadi. Efek vitamin yang mereka beli dari apotek diperjalanan setelah insiden Ryn muntah.
Lelaki yang masih lengkap dengan jas mewahnya itu memandang lamat wajah wanitanya yang begitu damai terlelap. Tanpa sadar mengikuti insting, jari jemarinya dengan halus mengelus wajah yang begitu lembut bak kulit bayi tersebut
"Udah ya marahannya. Udah dua minggu saya merasa hampa diacuhkan kamu" Suara itu begitu pelan, nyaris tak terdengar. Sepertinya masih dipenuhi gengsi.
Tok.. Tok... Tok....
Gerakan Khaleev terhenti. Kepalanya menoleh ke arah pintu yang diketuk dari luar sebelum bangkit menuju pintu tersebut.
Ceklek
Pintu dengan sidik jari itu terbuka. Salah satu maid. Ah, lebih tepatnya kepala maid dimension ini berdiri disana dengan menunduk hormat sebentar. "Masuklah. Saya akan ke ruang kerja sebentar. Kalau sudah selesai, panggil saya kembali" Maid itu kembali mengangguk.
Lelaki dengan tangan dimasukkan ke sakunya itu mulai mengayunkan langkah menuju tempat yang disebutkan. Bukan ingin bekerja atau melakukan hal lain. Hanya sekedar menunggu kepala maid tadi menggantikan pakaian yang digunakan Ryn.
Tadi Ia sempat memerintahkan Seth untuk menyuruh kepala maid menggantikan pakaian Ryn karena dirinya berfikir wanita itu tak akan nyaman tertidur dengan gaun seperti tadi.
Tiba diruang kerja, Khaleev langsung mendaratkan bokongnya pada sofa empuk yang tersedia disana. Tak ingin duduk dikursi kebesarannya, karena kalau sudah bertemu laptop. Yang awalnya tak berniat bekerja, nanti akan terlaksanakan.
Tangannya sedikit direnggangkan sekedar merileksasikan otot-otot yang terasa kaku. Setelah dirasa cukup, punggung nan tegap itu disandarkan pada sofa. Kaki kanannya bergerak menumpu si kiri. Kepalanya direbahkan dengan perlahan menutup kelopak matanya. Tak ingin tidur, hanya sekedar berniat istirahat sejenak.
Saat mata itu terpejam, fikiran pun mulai bekerja. Hal yang terjadi malam itu kembali terlintas. Diamnya Ryn dua pekan ini menjadi topik dibenaknya.
Dirinya sadar, benar-benar sadar malahan. Ryn setelah malam itu agaknya hancur. Ia tau dirinya salah. Tapikan saat itu dirinya bukan dalam kesengajaankan? Hanya kehilafan yang terjadi dibalik adanya kesempatan.
Bukan memanfaatkan keadaan yang ada. Tapi kalau dalam keadaan mabuk berat seperti itu. Fikiran siapa yang bisa jernih?
Walau pernah disakiti mantannya begitu dalam. Tapi Khaleev tidak memiliki dendam kok dengan kaum mereka. Berniat bejat untuk melecehkan atau menyiksa apalagi. Itu semua terbuktikan dari pernikahannya yang sudah mencapai bulan ke 6 ini.
Lelaki dewasa mana coba yang bisa menahan nafsunya ketika disuguhkan seranjang dengan gadis yang begitu memikat? Tapi buktinya Ia bisa baik-baik saja selama ini tanpa berniat aneh sedikit pun.
Mungkin kalau malam itu dirinya tak bodoh. Bisa dipastikan sampai kontrak yang mereka tanda tangani saat itu, Ryn masih perawan.
Memikirkan kontrak, Khaleev tersadar sesuatu. Matanya terbuka cepat setelah menegakkan tubuhnya. Tangan terlipat diatas tumpuan lutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata (END) ✅
Romance1. Pihak pertama dan pihak kedua harus bisa berperan dengan baik seakan-akan menikah karena cinta dihadapan orang lain. 2. Pihak pertama akan menanggung biaya hidup pihak kedua. 3. Pihak kedua bisa meminta apapun pada pihak pertama jika bersangkut...