(35) KEHILANGAN SATU DARI DUA

5.6K 212 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 


~#~


 

Khaleev dan Seth saling diam didepan ruangan tempat Ryn tengah berjuang. Tubuh Seth luruh ke kursi tunggu berbeda dengan Khaleev. Lelaki itu memilih diam memandangi pintu didepan yang setia tertutup sejak 1 jam tadi. Wajahnya tak terbaca tapi keadaan batin dan fikirannya berantakan.

Ceklek

Seth bangkit, Khaleev mendekat. Pintu terbuka. Wanita muda dengan jas Dokter membuka masker yang menutupi sebagian wajahnya. Keluar dari rungan itu.

Wanita itu berhenti melangkah saat Seth dan Khaleev sudah berdiri 1 langkah didepannya. "Bagaimana keadaan Ryn?" Bukan Khaleev yang bertanya, tetapi Seth.

Dokter itu tak langsung menjawab melainkan memandang Seth dan Khaleev bergantian. "Suaminya?" Tanya sang Dokter.

Khaleev langsung memasang wajah serius. "Saya" Ujarnya cepat dengan jantung semakin berdebar menggila.

Dokter itu menghela nafas. Matanya menyorot sedih dengan tatapan sayu. "Mohon maaf- Maksud anda apa?!" Khaleev langsung memotong dengan nada tak terima. Dokter itu sedikit kaget pasalnya nada Khaleev sedikit meninggi.

Seth disebelah menyikut kesal Khaleev. "Diam dulu!" Matanya melotot dengan berbicara tanpa suara.

"Lanjut Dok" Titah Seth disambut anggukan sang Dokter. Khaleev memang kalau sudah kalut itu susah dikendalikan.

"Mohon jangan dipotong terlebih dahulu" Peringatnya dengan nada lembut namun menyorot tegas pada Khaleev. Lelaki itu diam dengan tatapan datar. 

"Mohon maaf, hempasan yang dialami Nyonya Ryn sepertinya lumayan keras sehingga beliau mengalami pendarahan hebat. Saya dan tim sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, kami hanya dapat menyelamati satu dari dua janin yang ada dirahimnya" Mata Khaleev melebar. Jantungnya terasa mencolos disana. Kedua tangannya terkepal erat.

"Pendarahannya sudah berhenti. Nyonya Ryn sempat kritis namun sudah lebih baik. Masa kritisnya terlewatkan, tapi saat ini beliau koma" Tubuh Seth rasanya lemas. Rasa sedih menyerang. Khaleev ditempatnya tampak menatap nanar sang Dokter tanpa pergerakan.

"Janin yang selamat dalam keadaan lemah. Saya tidak bisa memastikan janin itu akan baik-baik saja mengingat keadaannya seperti ini" Sang Dokter menghela nafas. "Namun, kita harus tetap berdo'a. Saya dan tim akan terus memberikan yang terbaik" Imbuhnya.

Ingin sekali rasanya Khaleev memusnahkan wanita didepannya. Informasi itu sangat-sangat tidak ingin Ia dengar.  Namun urung mengingat Ryn didalam sana dibantu oleh beliau. Setidaknya Ryn lebih baik sekarang walau lelap dalam tidur tak berwaktunya.

"Untuk masa komanya, saya tak bisa perkirakan berapa lama. Kita hanya bisa menunggu dengan sabar. Untuk selanjutnya, Nyonya Ryn akan dipindahkan ke ruangan yang sudah disediakan" Dokter itu pamit setelah merasa cukup dengan apa yang sudah disampaikan.

Seth diam, tapi tubuhnya sedikit diarahkan pada Khaleev dengan tatapan memandang pintu yang kembali tertutup didepan. "Aku tak tahu kenapa kenapa Kakak Ipar bisa begini. Tapi aku tahu ini penyebabnya adalah hal tadi" Khaleev disana diam. Dirinya memikirkan hal yang sama.

Didalam diri Khaleev , Iamerasa bodoh. Satu calon anaknya hilang karena ulahnya. Batin dan firikannya berperang menyalahkan kebodohan yang menghantui. Lelaki dingin itu diam tanpa suara dengan rasa antah berantah. Matanya memerah menatap pintu didepan sana.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang