(55) NYAWA DIBAYAR NYAWA

3.6K 113 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 



~#~




PLAK!!

Khaleev yang mendidih tampak tak sedikit pun menggunakan perikemanusiaannya walau yang ada di hadapannya kali ini adalah wanita. Motto untuk tidak melukai wanita sirna dimakan kekalapannya. Kali ini tak ada fikiran jernih sedikit pun.

"WANITA BIADAP!!" Wajah lelaki itu sudah memerah. Rahangnya mengetat dengan urat-urat yang mulai timbul. Kalau digambarkan dengan anime, mungkin saat ini sudah banyak asap yang keluar dari telinga lelaki penuh murka tersebut.

Seth yang berada dibelakang hanya memilih diam tanpa ada niatan untuk menahan Khaleev. Sebenarnya bukan hanya Khaleev, dirinya pun tak kalah marahnya. Namun berusaha menahan agar wanita yang menjadi objek amarah mereka tak menjadi manusia yang paling ternistakan nantinya.

"Kau! Kau yang berulah sendiri dahulu. Kenapa kau sekarang yang seakan-akan paling terzolimi hingga tega membunuh orang yang tak ada salahnya sedikit pun!!" Khaleev semakin berang.

"Khaleev, sa..kitt" Wanita itu merintih. Menahan rambutnya yang ditarik paksa hingga kepalanya mengadah. Wajahnya sudah memerah berlinangkan air mata.

"Ini belum seberapa sakit dari yang aku rasakan, Deisy!!" Ya, wanita itu Deisy. Manusia yang dengan kejinya menyabotase mobil yang saat itu digunakan Velera.

Flashback On

"Seth, siapa manusia laknat itu?!" Khaleev kembali setelah menyerahkan anaknya. Amarahnya kembali memuncak. Wajah sudah mengetat berlapis api amarah.

Seth tak langsung menjawab. Meniknya bergulir memerhatikan Khaleev, Ryn tak lepas juga sang istri. Lelaki itu mengehela panjang "Deisy!" Tampak ragu untuk menyampaikan namun harus.

BRAKK!!

Dua wanita hamil disana terlonjak. Sedangkan Seth sudah tahu kalau ini bakal terjadi. "Sayang, sabar dulu. Biarkan Seth menjelaskan pokok ceritanya" Ryn turun perlahan dari ranjang. Mendekati sang suami karena takut lelaki itu semakin meledak-ledak.

"Duduk dulu. Jangan gitu. Kita sama-sama kehilangan" Wanita itu memegang lengan sang suami. Mengajak kembali untuk duduk agar emosi sang suami sedikit mereda walau mustahil.

Ryn menoleh pada Seth dengan tangan terus mengelus lengan sang suami. "Seth, jelaskan lebih lanjut" Pinta wanita itu penuh kelembutan.

Seth menoleh pada sang istri. Tampangnya memelas seakan meminta wanita itu untuk mendekat dan memberinya semangat hidup kembali. Ainsley yang paham dengan perlahan mendekat.

"Selama ini ternyata Deisy menjadi korban kekerasan dari suaminya sendiri. Lelaki itu berubah drastis dari masa mereka kenal dulu. Deist yang tak sanggup berniat pergi dari rumahnya. Saat ingin kabur, ternyata Ia ketahuan mengandung. Entah bagaimana ceritanya. Tau kehamilan itu, sang suami berubah drastis. Sifatnya seperti awal dulu. Hal itu membuat Deisy pun tampak terlena dan mengurungkan niat untuk pergi" Penjelasan itu cukup mengejutkan.

"Sampai saat anak itu lahir. Lelaki itu kembali pada sifat tempramentalnya. Deisy yang syok tak tahu harus apa sehingga wanita itu terserang depresi ringan" Seth kembali melanjutkan.

"Bagaimana dengan keluarganya? Apa Deisy tak berniat mengadu?" Ryn bersuara. Dirinya cukup kasihan walau yang diceritakan adalah mantan dari suaminya sendiri.

"Itu dia. Suaminya bermain licik. Suluruh akses milik Deisy telah di sadap. Di awal dulu, dia pernah mengadu dan sialnya rencananya ketahuan. Hingga berakhir Deisy sendiri yang babak belur. Hingga wanita itu memilih bungkam karena tak tahu harus apa lagi" Seth kembali memerhatikan sekitar.

"Sang suami sangat pintar bermain peran. Ketika ada pihak keluarga yang berkunjung. Ia akan bersifat baik. Sangat baik hingga tak akan mungkin ada yang percaya kalau dia adalah lelaki yang keji"  Ryn dan Ainsley menggeleng tak percaya.

"Awalnya Deisy kira sang suami akan lebih tenang jika Ia diam. Namun semua diluar dugaan. Lelaki itu semakin brutal sampai sang anak ikut menjadi korban. Dan ya, berakhir wanita itu memilih kabur diam-diam dengan dibantu salah satu pekerja dirumahnya" Dari ketiga pendengar. Hanya tampang Khaleev seorang yang tampak ogah-ogahan. Ini bukan hal yang ingin didengarnya. Dirinya butuh intinya. Namun biarkanlah dulu seth menjelaskan dengan detail.

"Kembalinya Deisy kemari ternyata punya niat lain. Wanita itu ingin kembali pada kau yang pernah ditinggalnya" Telunjuk seth tepat pada Khaleev yang berada disofa lainnya.

"Shit!!" Khaleev mengumpat. Tatapannya tampak tajam dengan kilatan amarah. Ryn mendesah berat. Wanita itu kembali menenangkan sang suami.

"Dua hari sebelum kepergian Oma. Deisy ketemu dengan Oma yang saat itu berada disalah satu restauran. Entah bagaimana ceritanya mereka jadi bergabung. Dari rekaman CCTV, tampak terjadi perbincangan antara mereka. Tetapi ditengah-tengah kejadian, Deisy tampak marah dan berlalu pergi meninggalkan Oma yang tampak biasa saja" Seth menarik nafas dalam.

"Aku yakin, perbincangan mereka membahas tentang ini. Mungkin disana Oma menjelaskan kalau kau tak lagi sendiri. Jadi bisa diperkirakan karena itu Deisy tampak marah dan tak terima" Masuk akal sih apa yang Seth perkirakan.

"Saat kepergian Oma dihari kejadian. Mobil yang Oma tumpangi saat itu tampak disabotase dengan lelaki berseragam hitam. Orang itu sudah ditemukan. Saat diintrogasi, Deisy lah orang yang disebutnya sebagai penyuruh dirinya saat ini" Tangan Khaleev terkepal erat.

"Shit! Manusia tak punya urat malu. Lihat saja apa yang akan aku lakukan nanti. Seth, bawa dia kehadapan ku besok. Biarkan hari ini aku istirahat sejenak" Pinta Khaleev menggebu. Bagaimana pun dirinya masih ada Ryn yang harus di jaga saat ini.

Flashback off


"Kau perusak!! Kau tau sendiri aku bagaimana. Jadi jangan salahkan aku jika anakmu setelah ini akan menjadi piatu, jalang!" Khaleev menyentak Deisy hingga wanita itu tersungkur pada dinginnya ubin.

Deisy yang keadaannya sudah bisa dikatakan tidak baik-baik saja menggeleng lemah. "Khaleev, jangan. Jangan bunuh aku" Suaranya begitu lirih. Terdengar tulus namun tak sedikit pun didengar oleh Khaleev.

Saat ini mereka tengah berada diruang bawah tanah perusahaan Khaleev. Pagi tadi beberapa orang suruhannya membawa wanita itu sesuai perintah.

Khaleev berbalik. Menurutnya sudah cukup hari ini. Ada keluarga dirumah yang harus dilindunginya. Dirinya tak boleh kelewatan atau kelepasan hingga berakhir membunuh Deisy dengan tangannya sendiri. Dirinya tak ingin menjadi pembunuh hingga membuat anak-anaknya akan takut pada dirinya nantinya.

Keadaan Deisy sudah jauh lebih buruk dari awal tadi. Wajahnya babak belur dengan bagian sudut bibir robek dan mengeluarkan darah. Rambutnya acak-acakan menjadi sasaran tangan Khaleev sendiri. Tubuhnya penuh darah dari luka sayatan. Cukup membuat siapa saja meringis.

"Seth, aku tak ingin melihat wanita ini ada lagi dibagian bumi manapun. Kau tahu apa yang harus dilakukan. Jangan sisakan setitikpun bukti" Perintah Khaleev sebelum berlalu meninggalkan ruangan tersebut.

"JANGAN... JANGAN BUNUH AKU!!"

Teriakan Deisy penghantar kepergian langkah Khaleev yang semakin menjauh. Dirinya tak akan luluh. Nyawa harus dibayar nyawa, itu tekadnya. Dirinya yakin sang Oma disana akan setuju dengan apa yang dilakukannya saat ini. Tak ada kata ampun bagi siapapun yang berani berulah.

.

.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Happy reading

Give me your vote and comment

Jangan lupa di follow

19 Des 2022
-Dsc- 


Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang