(19) DIRENGGUT PAKSA

7.6K 253 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 


~#~



Suara dentuman kebisingan terdengar begitu memekakkan telinga. Para wanita muda dengan pakaian minim nan mencolok melenggak lenggok ke sana kemari. Bahkan banyak yang dengan sengaja merayu beberapa pendatang yang baru hadir.

Lelaki dengan kemeja hitam mengkilap yang baru saja menginjakkan kakinya ditempat penuh dosa itu menelisik sekitar. Dua bodyguard berbadan kekar setia menemani langkahnya.

Ini kali pertama lelaki dengan stelan mahal itu berkunjung ke tempat yang begitu remang nan sesak oleh lautan manusia yang haus akan belaian.

Khaleev, lelaki dengan segala kekuasaannya itu kembali mengayunkan langkahnya menuju ruang VVIP yang sudah dipesan. Kacamata yang dipakai belum dilepas.

Baru satu langkah lebih dalam. Pemuda itu sudah dihadang oleh dua wanita montok dengan pakaian minimnya. Tak lupa make up nan tebal menunjang riasannya.

"Ganteng, mari kita temani" Nada penuh sensual terdengar. Rasa jijik menyeruak dalam diri Khaleev. Lelaki tersebut memilih diam dengan tangan bersikedap. Sekali deheman memanggil dua bodyguard dibelakang untuk mengusir dua wanita benalu itu.

106, ruangan yang dituju sudah didepan mata. Ketika pintu dibuka, banyak botol minuman alkohol dengan harga-harga fantastis tersusun rapi dimeja yang tersedia.

Langkah Khaleev berlanjut hingga bokongnya mendarat pada sofa yang tersedia. Ruangan dengan lampu nan minim itu lumayan luas dengan isi mereka bertiga. "Silahkan ambil yang kalian suka" Titahnya menggulung lengan kemeja yang digunakan hingga siku.

Dua bodyguard yang menemani mulai membuka botol berisi minuman yang sudah mengundang selera sedari tadi. Sedangkan si pemilik uang masih meneliti botol mana yang ingin diicipi terlebih dahulu olehnya. Walau belum pernah sekalipun meneguk minuman-minuman yang tersedia. Tapi nama dan informasi isinya sudah diluar kepala.


Drtt.. Drrttt...


Ponsel yang tadi diletakkan pada meja bergetar. Mata itu hanya melirik siapa nama penelfon tanpa ingin mengangkatnya. 'Seth' Nama yang tercantum dibenda pintar tersebut sebelum layarnya kembali padam.

Tak hanya sekali ternyata. Lebih dari tiga kali ponsel itu berdering sampai berakhir pada penonaktifan benda canggih itu. Khaleev jengah dan sedang tak ingin diganggu.

Kejadian tadi malam bahkan hingga siang tadi dikantor masih mengganggu fikirannya. Sekedar menenangkan fikiran dengan cairan laknat itu tak masalah fikirannya.

Tanpa fikir panjang lagi, satu botol sudah berada dalam genggamannya. Tutup botol tersebut sudah terbuka. Gelas yang sudah dilirik diacuhkan. Dengan mata dipejam kuat satu tegukan tertelan. "Uhuk" Botol tadi dilepas cepat. Leher tempat air mengalir tadi terasa begitu sakit dan panas.

"Shit! Sesakit ini" Umpatnya kasar. Botol dalam genggamannya kembali ditaruh pada meja. Punggungnya dihempas kasar kembali pada sandaran sofa. Kepalanya mendongak dengan mata terpejam. Tangan kanannya memijit dahi yang mulai berdenyut.

"Sial! Kalau tau efeknya sesakit ini tak akan ku sentuh minuman itu" Racaunya mulai perlahan kehilangan kesadara. Matanya mulai berkunang-kunang. Ah, selemah ini ternyata dirinya.

"Kenapa para lelaki diluar sana menyukai minuman sekeras ini" Walau terus mengoceh. Secara tak sadar lelaki yang kesadarannya mulai melayang itu kembali meneguk minuman tadi.






Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang