Jangan lupa vote dan komen guyss....
Follow juga akun author yaa...
Happy reading...
~#~
"Kenapa harus berhenti? Kan kerjaan aku juga engga buat lelah" Ryn protes. Rautnya tampak begitu tak terima. Bantal sofa dipangkuannya sudah dicubit-cubit kesal.
"Memang tidak lelah. Tapikan kamu lagi hamil. Aku engga mau ya baby's kenapa-kenapa. Jadi lebih baik dirumah. Jadi Oma ada temannya sekalian" Khaleev yang sibuk dengan laptop didepan tak mengalih pandangannya sedikit pun. Jari jemarinya masih terus menari-nari hingga menciptakan banyaknya kata yang diinginkan pada layar monitor.
Rak bertumpuk bebukuan menjadi background si Ibu hamil duduk. Khaleev tengah mengerjakan beberapa pekerjaan penting yang kemarin sempat ditinggalkan dan tak sempat terselesaikan sewaktu di Indonesia. Ruang kerja yang tadinya hanya terdengar suara ketikan keyboard sekarang sudah ditambah dengan suara sang istri.Tadi Khaleev sempat membuka topik saat dikamar tentang berhentinya Ryn dari pekerjaan yang baru beberapa bulan diarunginya. Ryn jelas kesal. Tapi saat ingin memprotes, malah dirinya ditinggal pergi. Jelas sajakan Ia harus menyusul ke ruangan yang dominan dengan harum kopi ini.
"Ih Khaleev, engga bisa gitu dong. Kan sebelum kerja ada tanda tangan kontrak. Disitu ditulis pegawai yang berhenti sebelum dua tahun harus mengganti rugi 10 kali lipat dari gaji yang diterima" Ryn masih tak terima. "Aku tuh juga sayang sama baby's, jadi engga mungkin dong aku bakal biarin mereka kenapa-kenapa. Lagian juga mejaku didepan ruanganmu" Masih keukeh dengan pendapatnya.
Khaleev mulai jengah. Nafasnya dilepas panjang. Laptop yang sudah tak minat dipandang ditutup setelah apa yang tengah dikerjakan disimpan dengan baik pada file semula.
Matanya beralih menatap lekat wanita yang sudah mengandung benihnya disana. Jarak sofa yang tersedia dengan meja kerjanya tak jauh, 4 langkah kaki orang dewasa.
Lelaki itu memilih bangkit dan berjalan ke arah sang istri. Tangannya terulur. Ryn tak mengerti, matanya memandang bergantian tangan Khaleev dan wajah lelaki itu.
"Ayo, kekamar. Kamu harus istirahat" Khaleev bersuara. Bukannya menerima uluran tangannya, Ryn malah melipat tangan didada.
Khaleev masih sabar. "Ayo ikut. Mau jalan apa aku gendong" Mata wanita itu sontak melotot. Tanpa babibu tubuhnya langsung ditegakkan dan berlalu mendahului sang suami lebih dulu.
Tanpa sadar lelaki yang ditinggal pergi itu menarik sudut bibirnya tipis. Langkahnya mengikuti wanita yang tengah kesal dengan dirinya itu.
Setiba dikamar, Khaleev tak menemukan Ryn dimanapun. Sepertinya dikamar mandi, karena ada suara gemericik air dari ruangan itu. Bersih-bersih sebelum tidur, biasa itu yang wanitanya lakukan.
Menunggu Ryn, Khaleev memilih duduk disisi tempat tidur yang dibiasa ditempatinya. Ponsel canggihnya dikeluarkan. Beberapa email yang masuk dicek. Sepertinya keasikan dengan rentetan pesan itu hingga Ia tak sadar kalau sisi disebelahnya sudah terisi.
"Minggir! Mau tidur" Khaleev yang tengah fokus kaget. Kepalanya berpaling dari ponsel ke arah sebelah. Melihat Ryn yang menyari posisi tertidur dengan wajah begitu tak bersahabat, ponselnya tadi diletakkan pada nakas.
"Ryn" Panggilan itu begitu lembut. Ryn yang memilih membelakangi Khaleev terdiam tak merespon. Tanpa izin, tangan Khaleev diletakkan pada puncak kepala sang istri disebelahnya. Ryn sempat menegang sebelum kembali rileks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata (END) ✅
Romance1. Pihak pertama dan pihak kedua harus bisa berperan dengan baik seakan-akan menikah karena cinta dihadapan orang lain. 2. Pihak pertama akan menanggung biaya hidup pihak kedua. 3. Pihak kedua bisa meminta apapun pada pihak pertama jika bersangkut...