Jangan lupa vote dan komen guyss....
Follow juga akun author yaa...
Happy reading...
~#~
"Bisa jelasin kenapa tagihannya sampai sebanyak itu? Ya bukannya mau ikut campur. Tapi yang selama aku tau. Tagihan itu engga pernah ada. Kamu pasti engga pernah pakai credit card yang itukan. Tapi sekarang kenapa bisa begini" Ryn diam. Matanya menatap sendu pada Seth. Setelah menatap Seth beberapa saat, pandanganmya menunduk. Dibawah sana jari-jemarinya saling memilin ujung gaun yang digunakan.
"Kakak Ipar?" Seth memanggil dengan begitu lembut. Ryn sudah lebih tenang setelah mereka diam beberapa lama tadi. Memang diam tanpa satu orang pun mengeluarkan suara."Sebenarnya-" Ryn menarik dalam nafasnya. Bibirnya seakan kaku ingin menjelaskan bagaimana yang sebenarnya. Dirinya tak siap, tapi harus. Disana, Seth menunggu dengan setia karena sepenglihatannya ada yang tak beres disini.
Melirik Seth sedikit. "Sebenarnya, credit card itu- Seth, boleh kalau tagihan itu aku saja yang bayarnya" Mengangkat ragu pandangannya menatap lurus Seth. Kalimatnya dipotong sendiri karena tak sanggup ingin jujur.
Lelaki yang tengah menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa menegakkan tubuh. Dahinya menyerngit tanda bingung. Benar, ini ada yang salah. Masa iya kalau credit card itu Ryn yang menggunakannya, Ia yang ingin menggantikannya juga. Satu lagi, aneh sekali jika wanita itu tak tahu berapa pengeluarannya. Aneh sekali bukan?
"Kakak Ipar" Seth memegang bahu Ryn agar mereka duduk saling berhadapan. Maniknya menyelami mata wanita didepan. Didalam sana, terlihat sekali kegelisahan tercetak. Ada yang ditutupi oleh Ryn.
"Sebenarnya, apa yang sedang Kakak Ipar sembunyikan?" Ryn menegang. Seth bisa merasakannya karena kedua tangannya masih bertumpu dibahu wanita itu. Wanita itu kembali menunduk.
"Sebenarnya-" Ryn menggigit bibir bagian bawahnya. "Credit card itu diambil oleh Vion" Cicitnya menunduk dengan mata sengaja ditutup rapat. Dirinya tak mau melihat reaksi Seth.
"Oh shit!" Umpat Seth kaget. Tangannya terlepas dari bahu Ryn. "Bagaimana bisa?" Tanyanya berusaha menahan emosi yang sudah meletup-letup didalam sana.
Ryn menggigit bibirnya sebelum bercerita. Ini tak bisa dirahasiakan lagi karena sudah kepalang jujur dengan Seth. Perlahan namun pasti cerita di malam itu tersampaikan tanpa ada kurang dan lebihnya.
"What the- Oh my God!!" Seth menyugar rambutnya kebelakang. Benarkan, malam itu Ryn berbeda. Dirinya ingat sekali setelah Ryn pamit begitu lama. Wanita itu kembali dengan mata dan hidung yang memerah. Sial! Ternyata ini penyebabnya.
Menarik nafas dalam sebelum dihempas kasar. "Kakak Ipar, sekarang lebih baik kau istirahat dahulu ya. Aku mau temui Khaleev sebentar" Seru Seth berusaha setenag mungkin.
Ryn menoleh cepat. "Jangan kasih tahu Khaleev. Biar nanti uangnya aku gantiin" Nadanya terdengar panik. Tatapannya memohon. Seth bingung. Bisa dicincang Khaleev dirinya kalau lelaki itu tahu Ryn ingin mengganti uang tagihan tadi.
Seth menghela nafas kembali. "Kakak Ipar, mending sekarang istirahat saja ya. Jangan difikirin ini. Biar aku yang ngurusnya. Jangan banyak beban fikiran. Nanti baby's disana ikut engga tenang" Melirik sebentar ke arah perut Ryn. Ryn melengkungkan bibirnya kebawah sebelum mengangguk.
Seth lega. Akhirnya Ryn menurut. Lelaki itu langsung membantu wanita berbadan dua itu untuk kembali ke arah ranjangnya berada. Setelah dipastikan Ryn rebahan dengan baik. Seth pamit keluar untuk mengurus masalah ini sampai tuntas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata (END) ✅
Romansa1. Pihak pertama dan pihak kedua harus bisa berperan dengan baik seakan-akan menikah karena cinta dihadapan orang lain. 2. Pihak pertama akan menanggung biaya hidup pihak kedua. 3. Pihak kedua bisa meminta apapun pada pihak pertama jika bersangkut...