(30) PERJALANAN MENYAMPAIKAN KABAR BAHAGIA

5.6K 255 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 

~#~


"Tidur saja kalau pusing. Kenapa keluar? Masih jauh loh perjalanan kita" Khaleev merangkul Ryn yang berjalan sedikit sempoyongan dari kamar  didalam jet pribadinya. Lelaki itu membawa wanitanya dikursi depan Seth duduk.

"Aku laper" Cicit Ryn memejamkan matanya. Kepalanya bersandar pada dada sang suami dengan tangan melingkar dipinggang lelaki itu.

"Bentar. Mau makan apa?" Tanya Khaleev lembut. Tangannya tanpa diperintah mengelus kepala sang istri.

"Apa aja, yang penting banyak. Terus jangan yang amis, soalnya mual" Ryn bergumam dengan mata terpejam. Namun tak urung membuat Khaleev dapat mendengarkan permintaan wanita itu.

Seth yang menatap mereka mendapat perintah dari Khaleev melalui tatapan. Awalnya ingin kesal, namub saat mengingat yang minta itu Ryn dirinya menurut.

Sesuai perbincangan. 2 hari setelah Ryn istirahat total, mereka melakukan perjalanan kembali ke Jerman. Tak lupa sebelum berangkat mereka melakukan konsultasi pada Dokter kandungan yang sama dengan pertama kali periksa. Setelah di yakin semuanya aman, perjalanan dilangsungkan.

Mata Ryn terbuka. Kepalanya mendongak menatap Khaleev. "Engga sabar pingin cepat samapai" Ujarnya.

Khaleev menunduk. "Kenapa?" Dirinya bingung. Sebelah alisnya naik. Rautnya tampak serius bertanya. Apa ada yang salah dari Ryn saat ini? Atau wanita itu menginginkan sesuatu?

"Mau kasih tau Oma tentang baby's secara langsung. Terus liat ekspresi Oma" Senyum manis merekah diwajah Ryn. Senyuman itu ternyata ikut tertular pada Khaleev.

"Jadi karena itu engga mau kasih tau waktu ditelfon kemarin?" Kemarin memang Velera ada menelfon menanyakan sampai berapa lama mereka di Indonesia.

"Hu'um" Ryn mengangguk dengan senyuman lagi. Akhir-akhir ini wanita itu semakin rajin tersenyum sehingga membuat Khaleev semakin terjatuh dalam pesonanya.

"Kakak Ipar, bisa tidak kalau mesra-mesranya nanti saja dikamar?!" Ryn menoleh. Disana Seth sudah kembali pada tempat semula. Rautnya tampak masam.

Wanita itu menunjukkan deretan gigi putihnya. "Baby's maunya gini Seth" Seth memasang ekspresi ingin muntah. Kenapa bisa sepasang manusia didepannya sebucin ini hanya karena Ryn hamil?

Padahal dulu dirinya ingat sekali kalau mereka sama-sama saling menolak pernikahan kontrak itu. Mana hamilnya juga terjadi karena kebodohan Khaleev lagi.

"Seth" Seth yang sibuk dengan lamunannya ditarik kembali ke alam sadar. Dahinya menyerngit saat mendapati Ryn sudah duduk tegak didepan sana. Mata itu tampak memincing ke arahnya. "Kau, homo eh?" Seth sontak mendelik. Pertanyaan macam apa itu.

"Heh! Walaupun kau itu Kakak Iparku. Tapi aku juga bisa marah ya kalau dituduh seperti itu" Seth mendengkus. Wajahnya masam dengan pandangan dibuang ke arah jendela yang menampilkan tumpukan awan diluar sana. Tak lupa tangannya bersikedap dengan lutut kananya bertumpu pada lutut kiri.

Ryn cemberut melihat reaksi Seth. Bibirnya mencibik. Sungguh, ada rasa tak suka melihat lelaki itu tadi memprotes seperti itu. Kan Ia tak salah bertanya. Karena seingatnya, sudah beberapa bulan belakangan bergabung dengan keluarga ini. Dirinya tak pernah sekalipun melihat Seth membawa perempuan.

"Seth punya pacar. Tapi pacarnya sedang menempuh S2 di Sidney. Jarang kembali belakangan ini karena sedang sibuk dengan semester akhirnya" Ryn mengangguk mendengar penjelasan Khaleev yang mengambil andil. Entah mengapa rasa bersalah pada Seth memenuhi relung hatinya.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang