15. Another Surprise

54 7 1
                                    

Kini Tara tengah duduk dan berbincang-bincang ringan dengan beberapa siswa-siswi lain nya di ruang kelas IPS tiga. Iya, Tara memilih untuk duduk bersama panitia lain nya disini setelah memastikan persiapan acaranya berjalan lancar.

Tentang coklat dan surat yang ia terima, ia simpan di dalam tas nya. Ia berencana akan membukanya nanti saja, ketika sudah senggang dan tak ada gangguan ataupun keramaian.

Tara mendadak menjadi ekstrovert hari ini. Mau tak mau sebenarnya. Kalau dia diam saja yang ada ia akan merasa kesepian hari ini, jalan satu-satunya ya dengan berbaur dengan siswa-siswi lain. Ternyata tak terlalu buruk. Meski rasanya agak melelahkan namun Tara lumayan menikmati nya.

Ia bahkan tak menyangka kalau ada adik kelas yang mengenal dirinya, bahkan ada beberap yang ingin saling tukar kontak serta akun Instagram. Tara ternyata cukup populer di sekolah ini. Ia yakin betul, ini pasti karna mereka tau kalau dirinya kekasih seorang Sabian pram kendrick. Ia mengakui kalau kekasihnya itu memang memiliki pesona yang kuat sampai-sampai banyak kaum hawa yang terpikat.

Ketenaran Bian sebagai seorang anggota band sekolah tak dapat di ragukan.

"Tar, tolong bantuin tata parcel buah di meja tamu dong. Bentar lagi acaranya mulai." ucap Tio, salah satu anggota konsumsi.

Tara lalu mengangguk dan mengambil dua keranjang parcel buah di tangan nya, lalu membawanya ke meja tamu yang sudah tertata rapi. Terlihat pula di meja tersebut beberapa nama tamu khusus. Mulai dari kepala sekolah, hingga ketua yayasan.

"Makasih," ucap Tio tulus pada Tara.

Tara lantas tersenyum lalu membalas ucapan terimakasih nya.

Segera ia kembali ke ruang kelas untuk mengambil tas dan menuju ke tenda acara untuk memilih tempat duduk.

Baru saja hendak meletakan tas nya pada salah satu kursi, tiba-tiba saja Bian datang lalu duduk di kursi yang ia pilih.

"Bian! Kebiasaan deh, sukanya dateng tiba-tiba. Mana nyerobot lagi." omel Tara dengan wajah kesal.

Sudah datang nya mengagetkan, ekspresi wajah Bian justru tersenyum tanpa rasa bersalah. Tara rasanya ingin mencubit Bian sekuat tenaga.

"Kan sama pacar sendiri, gapapa lah.." ujar Bian melakukan pembelaan.

Sejak kapan ada peraturan seperti itu? Dimana-mana, menyerobot tak pernah di benarkan. Tak memandang pada siapa ia melakukan nya.

"Itu siapa yang bilang kaya gitu? Biar aku cabein mulut orang nya. Enak aja buat peraturan kaya gitu."

"Daripada dicabein mending diciumin, Tar."

Tara yang sudah kepalang emosi lalu mencubit lengan Bian sekuat tenaga. Akhirnya rasa kesalnya terpuaskan.

Bian hari ini benar-benar menguji kesabaran nya. Apa tak cukup membuat nya di serang banyak kupu-kupu tadi pagi?

Ucapan Bian barusan berhasil membuat pipi hingga telinga Tara merona dibuatnya. Bian sepertinya mulai memiliki hobi baru selain bermain game dan alat musik, yaitu menjahili Tara. Saat ini saja Bian tertawa puas melihat bagaimana kekasihnya berusaha menahan malu akibat godaan kurang ajarnya. Seperti nya itu cukup menjadi bukti bahwa Bian memang suka menggoda Tara.

"Udah, sini duduk." ucap Bian lalu bergeser pada kursi kosong di samping kursi Tara yang ia rebut.

Tara lalu segera duduk tanpa melihat wajah Bian sama sekali. Ia benar-benar memalingkan pandangan nya. Bukan apa-apa, pipinya masih berwarna merah padam dan ia tak ingin di goda lagi oleh remaja putra di samping nya itu.

Apa saat ini Tara bisa mengecap Bian sebagai seorang 'buaya'? Rasanya Bian sudah sangat cocok menyandang gelar tersebut.

Tak lama, acara pun dimulai. Kata sambutan, serta penampilan pembuka telah di laksanakan. Saat ini Tara rasanya sangat bangga pada dirinya sendiri. Meskipun ia hanya memegang bagian bendahara, namun rasanya ia benar-benar bahagia bisa melakukan tugasnya dengan baik hingga acara ini terlaksana.

Biantara | Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang