17. Malam Puncak

62 5 0
                                    

Setelah sempat di istirahatkan, acara pentas seni kembali di lanjutkan setelah adzan Maghrib berkumandang. Tentunya setelah para siswa-siswi melaksanakan kewajibannya.

Saat ini, setelah apa yang mereka lewati seharian. Tibalah malam puncak yang di tunggu-tunggu. Penampilan Bian dan teman-temannya yang sudah di idam idamkan para siswi yang terpesona akan ketampanan anggota band Rezelfox.

Nama band ini memang sudah tak asing lagi bagi para penonton. Mengingat Bian dan teman-temannya memang sudah sering mengikuti event perlombaan hingga di undang sebagai special guest.

Tentang tawaran Bian pada sang kekasih pagi tadi, Tara menolaknya. Bukan tak ingin, tapi ia sadar diri kalau penonton terutama siswi-siswi yang kegenitan itu berharap melihat penampilan Bian tanpa dirinya. Daripada menerima hujatan setelahnya, Tara memilih menjadi penonton saja.

Dua penampilan lagi Bian dan teman-temannya akan segera naik ke panggung. Keempatnya pun sudah bersiap-siap di balik panggung. Dengan Tara yang menemani Bian tentunya.

"Eh, Razelfox perform abis Dika ya." ucap Dimas, pembawa acara secara tiba-tiba.

"Dika? Perform apaan dia?" tanya Harsa.

"Solo song sambil genjrengan. Akustikan gitu lah."

"Kok tiba-tiba banget. Ini seriusan?" sahut Geo yang tengah sibuk menjahili Reyki.

"Kurang tau gua kenapa tiba-tiba. Tapi barusan diinfoin sama pak Yoga gitu,"

"Oh, yaudah nggak apa-apa." ucap Bian menyelesaikan pembicaraan. Ia tak ingin teman-temannya banyak bertanya tentang penampilan yang begitu mendadak. Lagi pula harusnya ini bukan masalah besar bagi mereka.

"Asu! Tangan lo bisa berhenti grepe grepe nggak sih?" ucap Reyki dengan lantang, mengambil alih perhatian Harsa dan juga Bian. Sedang Geo yang mendapat semburan emosi itu malah tertawa puas setelah berhasil memancing emosi sahabatnya.

"Utututu... Gemes na anak iniii..." ejek Geo yang masih setia menjahili.

"Udah, Ge. Dicaplok mampus lu," peringat Harsa berusaha menghentikan kejahilan Geo.

Bukan apa-apa, wajah Reyki sudah nampak memerah menahan emosi saat ini. Miris sekali rasanya. Harsa yakin kalau bukan karna mereka akan segera tampil, wajah Geo mungkin sudah di cakar dan digigit oleh Reyki. Ini bukan sebuah omong kosong, Harsa benar-benar sudah mengalaminya.

Keempatnya lalu duduk sejenak menikmati beberapa penampilan yang sedang di langsung kan.

Begitu juga dengan Tara dan Bian.

Jujur, Bian ingin sekali menanyakan tentang coklat yang Tara terima. Mengingat sampai detik ini Tara tak membahas nya sama sekali. Membuatnya semakin curiga tentang satu hadiah manis tersebut.

Namun hati nya terlalu bimbang sekarang. Apa tidak merusak suasana kalau sekarang? Apa Tara akan berpikir bahwa Bian adalah orang yang berlebihan? Tapi siapa sih laki-laki yang akan membiarkan kekasihnya menerima hadiah dari pria lain? Rasanya wajar saja kalau Bian cemburu.

Ah, sudahlah. Bian lebih memilih untuk tetap bersikap normal seakan tak terjadi apapun.

Sikap nya yang terlalu bodo amat ini lah yang membuat Harsa seringkali geram. Bian sama sekali tak bisa bersikap tegas pada kekasihnya. Dia bahkan memilih untuk membiarkan dirinya terluka daripada harus membicarakan hal-hal yang sebenarnya wajar saja di diskusikan bersama Tara.

Biantara | Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang