9. Tundukan Pandangan

3.1K 258 66
                                    

🔫 Agam

Baru selesai melaksanakan kewajibanku, dan baru akan mengenakan sepatuku, senyum bahagia langsung terbit di wajahku, saat kini aku melihat siapa nama orang terkasih yang sedang muncul di layar ponselku.

Wah panggilan makan siang pasti akan segera tiba.

Jadi tanpa menunggu lama, kini panggilan telepon sudah langsung kuterima.

"Assalamu'alaikum, Ibu sayang."

Di seberang sana, aku mendengar suara tawa yang akan selalu sangat suka.

"Wa'alaikumsalam. Mamas lagi happy banget ya? Baru angkat telepon kok udah langsung gombal."

Aku ikut terkekeh juga bersama Ibu.

"Kalau sama Ibu, ya jelas pasti Mamas selalu happy banget dong, Bu."

"Aduh. Malah makin tambah gombalannya."

"Biar Ibu makin kangen sama Mamas."

Tawa bahagia Ibu semakin menghangatkan hatiku.

"Udah. Jangan gombal terus kaya gitu sama Ibu. Kalau Mamas mau gombal, sama calon menantunya Bapak Ibu aja. Biar Bapak Ibu bisa punya tambahan cucu lagi."

"Wah. Mamas mau juga si, Bu. Tapi calon menantu untuk Bapak Ibu, masih jadi rahasianya Allah."

"Iya. Tapi semoga, segera Allah pertemukan ya."

"Aamiin. Mohon doa restunya ya, Bu."

"Pasti dong, Mas. Selalu. Jadi, yang lagi nunggu jodoh dari Allah, sekarang lagi apa? Sudah sholat zuhur belum?"

"Pasti sudah dong, Bu. Dengar azan, Mamas jelas pasti langsung ambil air wudhu."

"Alhamdulillah. Memang anak sholih Bapak Ibu."

Hatiku pasti akan langsung terasa hangat sekali jika mendapatkan panggilan sayang seperti ini dari Bapak dan Ibu.

"Aamiin, Bu. Mohon doa restunya selalu."

"Pasti dong. Selalu, setiap waktu."

Ah jadi ingin pulang supaya bisa bertemu dengan Ibu.

"Mas."

"Dalem, Bu." (Iya, Bu)

"Kalau Mamas udah sholat zuhur, berarti, sekarang, Mamas lagi istirahat?"

"Iya, Bu. Sekarang, Mamas lagi istirahat."

"Jangan lupa makan siang ya biar Mamas makin kuat."

Aku kembali memperdengarkan kekehanku.

"Siap, Kanjeng Ibu. Laksanakan."

"Hari ini, Mamas mau makan siang di rumah, apa di kantor?"

"Di kantor ya, Bu. Soalnya setelah ini, Mamas masih harus latihan lagi. Nanti ada olah fisik juga sama anggotanya Mamas."

"Oke. Nggak papa, Mas. Yang penting Mamas jangan sampai lupa untuk makan. Mau Ibu antar makanan ke markas?"

"Nggak usah, Bu. Nanti Ibu malah jadi repot."

"Ya nggak mungkin repot dong kalau buat anak lanang."

Prawira Laksamana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang