42. Gerilya

2.1K 231 37
                                    

💉 Amalia

Akhirnya, bisa terbebas dari semua pekerjaan berat yang jelas telah menyita banyak sekali pikiran dan tenaga.

Sudah mandi, sudah wangi. Jadi saatnya isi perut lagi.

Tersenyum sambil menatapi semua macam lauk yang saat ini sedang kupanaskan, hatiku jadi terasa begitu bahagia dan diselimuti dengan banyak sekali macam kehangatan.

Karena ini semua dari Ibu. Wanita teramat hebat yang telah melahirkan seorang laki-laki sholih kecintaanku.

Jadi bagaimana aku tak bahagia?

Saat rasanya, kini aku seperti sedang diliputi dengan berbagai macam bentuk perhatian yang manis sekali pengungkapannya.

Mematikan kompor setelah selesai dengan berbagai macam lauk yang begitu menggugah selera, akhirnya semua makanan enak telah siap kusajikan di atas meja.

Duduk tenang dengan senyum bahagia yang terus merekah di wajahku, tanganku dengan begitu lihai segera meraih ponsel karena ingin memberikan balasan pada si tampan yang telah menunggu.

From : Komandan Sayang

16.00
Sudah pulang?

16.15

Sudah sampai di rumah?

Gimana perjalanannya?

Lancar semua, kan?

Jangan lupa ibadahnya, jangan sampai terlambat ya waktunya

Manis sekali.

Memang si tampan begitu sholih yang selalu sangat berhasil untuk membuatku jadi semakin jatuh hati.

16.30
Atau masih di Rumah Sakit?

Kalau iya, tetap hati-hati ya

Pulang nanti, sampai di rumah, kalau sudah sempat dan longgar waktunya, kabari Mas ya

MasyaAllah.

Memang pria dewasa yang pengertian sekali perhatiannya.

Makin sayang!

Dan memang ini salah satu hal yang membuatku jadi semakin jatuh cinta pada seorang Agam Prawira Laksamana. Karena Mas Agam memang seorang laki-laki yang begitu pengertian dan paham sekali akan suasana.

Setelah saling menyatakan perasaan kami berdua, juga setelah Mas Agam bertemu dengan Papa dan Mama, kami berdua memang sudah jadi lebih dekat dan paham betul tentang hubungan serius seperti apa yang ingin kami wujudkan ke depannya. Untuk masa depan kami berdua. Yaitu membangun sebuah keluarga.

Tapi meski begitu, Mas Agam sungguhan tak pernah memaksa apalagi mengekang kegiatanku. Termasuk soal waktu bekerja dan segala macam bentuk kesibukanku.

Mas Agam benar-benar tak pernah menuntut aku untuk selalu memberikan kabar padanya. Tak pernah meminta aku untuk selalu memberikan kabar dan update cerita di setiap waktunya. Aku dipersilakan untuk melakukan hal apa saja, tak apa. Asal aku paham dan tak boleh lupa bagaimana aturannya. Dan jangan sampai lalai dengan batasan yang harus selalu aku jaga. Karena aku dan Mas Agam memang sama-sama paham betul tentang bagaimana sibuknya dinas pekerjaan serta tugas penting kami berdua.

Tapi kalau sudah saling bertanya kabar, ya seperti ini. Ungkapannya bisa jadi manis sekali. Bentuk perhatian yang begitu menenangkan hati. Yang bertanya, tapi tak pernah menuntut untuk diberikan balasan segera, sebab Mas Agam paham bahwa mungkin saja masih ada kesibukan padat yang harus kami jalani.

Prawira Laksamana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang