🔫 Agam
"Ndan."
"Iya, Gas."
"Setiap latihannya, saya sudah mulai terbiasa. Tapi kalau nanti sudah sampai di sana, apa saya bisa melaksanakannya?"
Aku menunjukan senyumanku. Saat sadar betul dengan bentuk kekhawatiran yang kembali disampaikan oleh anggotaku.
"Latihannya, kamu juga sudah bisa. Jadi di lapangan nanti ketika menghadapi keadaan yang sebenarnya, kamu pasti akan tahu apa yang harus kamu lakukan di sana."
"Apa memang begitu, Ndan?"
"Aku juga nggak tahu akan terjadi apa saja ketika nanti kita ada di sana. Tapi manusia, jelas harus tetap berusaha. Bismillah. Jangan berburuk sangka dulu, Gas. Berdoa. Dan selalu percaya, bahwa Allah pasti akan selalu menjaga kita."
"Tapi bagaimana kalau saya tak bisa kembali?"
"Maka itu memang sudah takdir yang telah Allah tuliskan."
"Pak Komandan."
Bagas merengek.
Dan aku malah jadi terkekeh.
"Bagas."
"Iya, Ndan."
"Aku juga punya ketakutan dan kekhawatiran besar. Sama seperti kamu. Tapi seperti yang sudah berulang kali aku bilang, bahwa sekedarnya saja. Jangan diikuti terus. Karena kalau terus dituruti, maka diri kita akan jadi berkecil hati. Padahal sebenarnya kita mampu. Kita bisa. Tapi jika terus mengikuti pikiran buruk yang kita punya, ya daya juang kita jadi bisa menurun karena itu. Dan itu nggak bagus, Gas. Jangan."
"Iya, Ndan. Saya juga sadar akan hal itu. Tapi tetap saja, kalau sudah mulai terima surat tugas lagi. Kembali latihan dan dijelaskan banyak hal tentang segala hal yang mungkin saja terjadi di lapangan, saya pasti akan kembali merasa khawatir. Takut. Dan jadi banyak berpikiran buruk kalau mungkin kepergian saya kali ini akan membuat saya jadi tak bisa kembali lagi ke sini."
"Gas."
"Iya, Ndan."
"Kamu pernah dengar?"
"Tentang apa, Ndan?"
"Bahwa apa yang kita pikirkan, bisa saja akan jadi kenyataan. Jadi, pikirkan segala hal yang baik. Berdoa. Lalu tetap berusaha. Karena takdir buruk itu bisa ditangkal dengan doa. Jadi terus khusnudzon. Jangan ikuti pikiran buruk. Berpikir yang baik, maka insyaAllah, apa yang kita lakukan juga akan jadi hal baik pula. Seandainya akan terjadi hal buruk, ya berarti itu memang sudah qodar. Tapi selagi kita mau berusaha, dan tetap mau saling menjaga, maka insyaAllah, semua hal akan tetap bisa diusahakan sama-sama. Karena nanti, di sana, kamu nggak akan pernah sendiri, Gas. Ada aku juga."
"Begitu ya, Ndan."
"Iya. Aku memang nggak tahu akan terjadi apa saja ketika kita ada di sana. Kalau kita terluka, insyaAllah, kita pasti akan bisa mendapatkan obatnya. Apalagi karena kepergian kita juga karena untuk bertugas. Jadi kalau kita sungguhan terluka, insyaAllah, itu termasuk jihad, Gas. Pahalanya sangat besar."
"Tapi menikah juga ibadah terpanjang yang pahalanya begitu luar biasa, Ndan."
Kini senyumku makin terlihat jelas saat akhirnya menyadari ketakutan apa yang sebenarnya sedang Bagas rasakan.
"Kamu khawatir tentang calon istrimu ya?"
"Iya, Ndan. Saya takut tak bisa bertemu lagi dengan Asri."
"Maka berdoa, Gas. Terus-menerus, jangan sampai putus. Kita punya agama. Kita percaya Allah yang Kuasa Akan Segalanya. Maka berdoa, supaya Allah akan selalu menjaga orang-orang terkasih yang kita punya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Prawira Laksamana ✔
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberikan apresiasi pada karya serta kehadirannya 😊 ***** (SPINOFF kisah Keluarga Laksamana) * Disarankan...