18. Tipe Idaman

2.4K 239 46
                                    

💉 Amalia

Markas TNI telah kutinggalkan. Dan kini rumah sakit yang jadi tempatku meluapkan semua kesedihan.

Selesai bertugas sepanjang malam dengan banyaknya pasien tak bisa membuatku melupakan semua sesak yang sedang kurasakan.

Masih begitu terasa. Walau aku seperti sudah memaksa ragaku untuk menghabiskan semua tenaga yang kupunya. Tapi tetap saja, segala letih ini tak bisa menghilangkan setiap rasa pedih karena kepergian Pak Komandan dan semua kata-kata tajam yang diutarakan olehnya.

Untaian kesadaran, yang seakan langsung menyentakku bahwa perasaan besarku memang tak terbalaskan.

"Sudah mau ada kegiatan lapangan, Pak Komandan?"

"Wah. Selalu padat ya kegiatannya."

"Latihannya, sampai sekeras dan serutin ini, memangnya, untuk kegiatan apa, Pak Komandan?"

"Ya sudah. Kalau Pak Komandan tidak mau bercerita, tidak apa-apa. Mungkin itu bersifat rahasia dan tak boleh sembarangan orang tahu."

Semua pembicaraan itu kembali berkutat dalam pikiranku. Dan semakin menyadarkan aku, bahwa adanya diriku memang sungguhan hanya jadi orang lain dalam kehidupan laki-laki impianku.

Tak ada pengaruhnya. Sampai perginya Pak Komandan seperti angin topan yang menyerangku dengan sangat tiba-tiba.

Yang tanpa persiapan, tanpa adanya penjelasan, diriku sudah langsung ditinggalkan.

"Memangnya, kalau menurut Pak Komandan, perempuan itu, harusnya, yang seperti apa?"

"Yang halus dan lemah lembut."

"Menurut Pak Komandan, dokter Amalia, seorang gadis yang seperti apa?"

"Kalau kamu tanya penjabaran yang lebih jelas, maka jawabanku, dokter Amalia adalah seorang gadis yang begitu gigih dan berani. Gadis ceria yang baru kali ini kutemui. Yang riangnya, sering kali buat aku jadi bertanya-tanya, kenapa dokter Amalia bisa melakukannya?"

" ... dokter Amalia, sungguhan satu-satunya gadis yang tetap berani banyak menyapaku. Di saat rasa-rasanya, aku bahkan nggak banyak membuka pembicaraan dengan dokter Amalia. Tapi dokter Amalia, benar-benar selalu punya banyak sekali macam tema obrolan yang membuatku jadi mau untuk memberikan jawaban."

"Tapi adanya dokter Amalia, seperti berbeda sekali dengan semua keadaan yang selama ini kupunya."

" ... Dalam pandanganku, cerianya dokter Amalia sungguhan bisa berani sekali. Padahal selama ini, bayanganku tentang seorang istri, adalah seorang perempuan yang lemah lembut. Hangat. Juga sangat tahu akan bagaimana batasan yang harus selalu ia jaga. Perempuan berhati manis yang bahkan bisa meluluhkan aku dengan senyum tipisnya. Yang walau hanya dengan diam, tapi adanya dia bisa membuatku jadi ingin selalu menjaganya."

" ... Selama ini, aku tumbuh dalam keluarga yang begitu hangat, tapi juga aturan yang begitu ketat. Apalagi tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan. Mas Andri, aku, dan Alya selalu dinasihati oleh Bapak dan Ibu tentang bagaimana kami harus menjaga batasan serta pergaulan kami. Silakan kenal banyak orang. Jadi baik dan kejar ilmu yang banyak. Tapi soal batasan antara laki-laki dan perempuan, benar-benar tak boleh dilanggar. Dan karena didikan seperti itu, sejak kecil, kami bertiga jadi tahu tentang hubungan pernikahan semacam apa yang kami impikan. Dan keluargaku, dalam pandanganku, selalu ada sosok laki-laki tegas yang melindungi, serta perempuan berhati lembut yang selalu bisa mendukung dan membersamai. Seperti Ibu dan Alya. Tutur kata lembut. Dukungan begitu tulus. Tawa merdu. Semuanya. Hal baik dari Ibu dan Alya, memang sedikit banyak membuat pandanganku tentang seorang perempuan idaman jadi ingin seperti mereka."

Prawira Laksamana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang