60. Kita = Selamanya

2.9K 234 48
                                    

🔫 Agam

"SAH!"

Tanganku makin bergetar.

Mengusap wajahku dengan perasaan penuh haru yang tak bisa aku tahan.

Bersyukur bahwa semua proses sakral ini telah berhasil dilewati dengan tenang dan lancar.

Walau degup jantungku benar-benar berdegup dengan begitu kencang.

Akhirnya, aku berhasil melakukannya.

Mengucap janji suci dan setia untuk menikahi gadis sholihah yang sangat aku cinta.

Hari ini, aku telah mempunyai seorang istri. Aku resmi menjadi seorang suami.

Dan tentu saja, seorang gadis teramat baik yang telah membuatku jadi laki-laki paling bahagia hari ini adalah Amalia Wirantika.

Gadis cantik berlesung pipi, dengan senyum yang manis sekali. Yang kini sedang tersenyum dan melangkahkan kakinya bersama kedua sahabatnya menuju diriku yang sudah meneteskan air mata sejak tadi.

"Kok nangis?"

Itu kalimat pertama yang Amalia katakan. Yang membuat tangis bahagia jadi semakin ku tunjukan.

"Halo, sayang."

Dan aku tak menyangka, jika panggilan lembut dariku membuat istri sholihahku juga ikut mengeluarkan air matanya.

Jadi dengan tangan yang begitu gemetar di setiap bagiannya, kedua telapak tanganku sudah menangkup wajah cantik istriku untuk yang pertama kalinya. Mencium keningnya. Lalu memanjatkan doa penuh syukur kepada Yang Maha Kuasa, tentang betapa bahagianya aku dengan setiap kuasa besar yang telah Allah berikan bagi kami berdua.

Doa khusyuk yang ku panjatkan, bahwa semoga ibadah terpanjang untukku dan Amalia akan senantiasa mendapatkan perlindungan.

Karena dalam momen sakral pernikahan, tentunya doa pernikahan sangatlah perlu untuk diamalkan dan dipanjatkan. Bukan sekedar untuk memulai babak baru sebuah kehidupan, tapi memanjatkan doa juga bertujuan agar mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat dari Allah Sang Maha Pemberi Kebahagiaan.

Dan doa serta harapanku akan tetap selalu sama. Bahwa semoga, ibadah terpanjang untukku dan istriku akan senantiasa dijaga, dengan limpahan cinta dan kasih supaya kami bisa tetap selalu bersama sampai ke dalam surga-Nya.

Aamiin.

Satu kecupan yang kuberikan. Tapi menjadi sengatan teramat dahysat dan sebagai tanda bukti bahwa semua hal yang akan kulakukan bersama Amalia telah menjadi pahala yang besarnya begitu menakjubkan.

MasyaAllah.

Segala hal yang halal memang pasti memberikan efek kejut yang begitu mendebarkan.

Dahsyat sekali. Tapi juga jadi sesuatu hal teramat manis yang membuat hatiku langsung setenang ini.

"Bagaimana, Mas Agam? Ciuman pertama untuk istri? Luar biasa ya?"

Semua tamu undangan langsung tertawa. Begitu bahagia. Mengiringi degup jantungku yang langsung meronta, karena melihat wajah bersemu dari istriku tercinta.

Cantik sekali.

Jadi segera menganggukkan kepalaku, jawaban tegas lekas kuberikan untuk Bapak Penghulu yang telah bertanya padaku.

"MasyaAllah sekali, Pak."

"Istrinya cantik sekali ya, Mas Agam?"

Anggukan kepala kembali kuberikan. Dan tawa bahagia kembali diperdengarkan oleh semua tamu undangan.

Prawira Laksamana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang