48. Pengajuan Pernikahan

2.6K 214 31
                                    

🔫 Agam

Degup jantungku sedang sangat meronta.

Pertahanan diriku jadi bergetar luar biasa.

Tapi senyum bahagiaku sudah merekah dengan begitu sempurna.

Saat menatapi Amalia yang kini terlihat sangat anggun dan cantik sekali dengan balutan seragam hijaunya.

Manis sekali.

Juga hal teramat indah yang membuatku jadi semakin bahagia karena akan mempunyai seorang istri.

MasyaAllah.

Memang anugerah dari Yang Maha Kuasa, itu pasti akan selalu bisa jadi sangat istimewa.

"Kenapa, Mas? Kok lihat aku sampai begitu? Aku aneh ya pakai seragam Persit? Nggak cocok?"

Aku jelas langsung menggelengkan kepalaku. Saat Amalia berubah jadi kikuk di hadapanku.

"Cocok banget. Makanya, dari tadi pagi, Mas jadi terpesona. Suka banget lihat kamu pakai seragam Persit kaya gini. Makin cantik."

"Yang bener?"

"Iya dong. Beneran. Mas nggak bohong. Seragam Persit buat kamu, beneran cocok banget. Pas. Udah siap banget jadi istrinya Agam Prawira Laksamana."

Dan senyum bahagia jelas makin terkembang dengan begitu sempurna di wajahku. Saat wajah cantik calon istriku kentara sekali sedang bersemu.

Gemasnya.

"Terimakasih, Mas. Aku jadi bisa sedikit mengurangi rasa gugupku. Walau sebenarnya, aku masih deg-degan banget nih dari tadi. Belum hilang-hilang."

"Sama. Mas juga."

"Masa?"

"Iya dong. Nih. Biar Shilla yang jadi wakilnya kamu."

Amalia langsung tertawa. Saat melihat kelakuanku yang saat ini sudah menarik lembut telapak tangan kecil Arshilla, untuk merasakan bagaimana degup jantungku yang sedang mengeluarkan semua bentuk debaran kencangnya.

"Iya, Bunda. Pakdhe Gantengnya Shilla nggak bohong. Ini, jantungnya Pakdhe, kaya lagi pawai. Suaranya, dag dig dug, kenceng banget."

"Oh ya?" pertanyaan teramat suka cita dari Amalia, yang membuatku semakin terpana, juga karena lesung pipinya.

"Iya, Bunda. Beneran."

"Wah. Terimakasih, Shilla. Sayangnya Bunda. Jadi, sekarang, Shilla wakilin Bunda juga ya. Puk puk dadanya Pakdhe Ganteng, sambil bilang, "Terimakasih, Ayah hebat." gitu. Biar Pakdhe Ganteng makin deg-degan."

Dan benar saja. Saat Arshilla benar-benar mengikuti permintaan Amalia, jantungku langsung mengeluarkan semua sorak sorai ramainya. Kencang sekali sampai aku jadi takut kalau orang-orang akan bisa mendengar degupan jantung yang saat ini sedang ku punya.

"Aduh. Si Galak, beneran udah lumer nih. Udah ketemu sama pawangnya. Tuh, telinganya Agam udah kelihatan merah banget."

Maka siapa lagi yang bisa berucap sejahil ini, kalau bukan Mas Andri.

Yang karena Mas Andri dan bentuk ledekan jahilnya, semua keluargaku jadi langsung tertawa dengan begitu bahagia.

"Jadi, ayo, Mas. Nyanyi yel-yel. Yang semangat. Yang lantang. Biar semua orang makin tahu, kalau sekarang, Mas Agam udah beneran punya calon istri yang ada lesung pipinya. Mantap."

Tambahan godaan lagi dari Alya.

Yang tentu saja, jelas langsung mendapatkan dukungan penuh dari Ardiaz yang kini sudah menggelegar sekali suaranya. Bernyanyi riang gembira, dengan tepuk tangan hebohnya.

Prawira Laksamana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang