Hallow, Vrennn😎🤟
Gimana kabar kalian, euyyy?
Satu vote + komen kalian, semangatku!!!
🌻🌻🌻
-Ilusi hati yang menipu otak-
Atlas tidak peduli lagi dengan gengsi. Demi Starla, demi bisa meyakinkan Starla, demi bisa membuat Starla bahagia, demi bisa menjaga Starla, apa pun akan Atlas lakukan meski harus merendahkan sedikit harga dirinya. Karena, ada satu janji yang selalu dia ingat dan harus dia tepati. Atlas yakin jika dia bisa menciptakan kebahagiaan bersama Starla.
Setelah semalam dari rumah Starla hanya untuk meminta izin apakah dirinya diperbolehkan berjuang sekali lagi atau tidak, dan Starla ternyata memberi izin, maka pagi ini Atlas sudah berada di depan rumah Starla --- duduk di jok motor CB700sc Scrambler miliknya. Pagi ini Atlas akan mengajak Starla untuk berangkat sekolah bersama. Persetan dengan gengsi, dan ocehan yang pasti akan keluar dari mulut siswa-siswi SMA Pelita Bangsa tentang Atlas yang notabenenya Ketua OSIS berangkat bersama mantan preman.
"Pagi Starla," ucap Atlas ketika Starla sudah berada di depannya.
Starla tidak berniat menjawab, dia justru pergi begitu saja dari hadapan Atlas. Atlas mengerutkan dahinya, bingung dengan sikap gadis itu. Atlas tertawa kecil kemudian menyusul Starla dengan motornya.
"Starla, mau ke mana? Berangkat sama aku."
"Berangkat sendiri sana, gue nggak mau jadi pusat perhatian!"
Atlas sedikit mengegas stang motornya dan berhenti tepat di depan Starla, menghadang jalan gadis itu. Starla mendengkus, tapi tidak berhenti melangkah, namun saat Starla baru ingin melewati Atlas dan motornya pergelangan tangannya sudah dicekal Atlas duluan.
"Naik, Starla!" titah Atlas. Di saat seperti ini bisa-bisanya pandangan mereka bertemu, Atlas dibuat langsung diam pun dengan Starla. Tidak ada yang berniat memutuskan pandangan itu, hingga suara pekikan dan deruman motor menyadarkan keduanya.
"DEDEK GEMES SAMA ABANG LAS KALAU PACARAN JANGAN DI JALAN YA, SEKOLAH WOE SEKOLAH," pekik Afghan dengan suara cemprengnya, jangan lupakan deruman motor besarnya yang memekakkan telinga.
Starla langsung mendorong Atlas yang membuat Atlas sedikit oleng. Bukannya Starla tidak mau berangkat bersama Atlas, dia mau, sangat mau malah karena bisa menghemat uangnya untuk naik angkot meski cuma lima ribu. Tapi masalahnya Starla masih malu, sebab dirinya kepergok Atlas saat tengah teriak-teriak tidak jelas semalam. Dia tidak mau Atlas merasa menang darinya, karena secara tidak langsung Starla bilang kalau dia suka dengan Atlas.
Afghan dengan motor besarnya juga berlalu pergi, entah kerasukan apa sampai membuat cowok itu lewat di depan gang rumah Starla, tidak biasanya. Dan, bukankah semalam dia sedikit berdebat dengan Atlas, tapi pagi ini semuanya sudah kembali membaik.
"Gue mau berangkat sama lo, tapi traktir gue sarapan sekalian," kata Starla membuat Atlas tertawa kecil.
"Aku udah buatin sarapan buat kamu, bentar ya, aku ambil dulu di tas."
Starla meneguk ludahnya susah payah. Sialan. Dia mengatakan ini supaya Atlas tidak menyanggupi karena dia sempat mendengar kalau pagi ini ada rapat OSIS, tapi Atlas justru merusak rencananya dengan membawakannya bekal sarapan.
"Nggak lo kasih racun, kan?" Starla ragu-ragu mengambil kotak bekal yang disodorkan Atlas.
"Nggak, Starla."
"Nggak lo kasih pelet, kan?"
"Nggak aku kasih pelet aja kamu udah suka sama aku, apalagi kalau aku kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLASTA | SELESAI
JugendliteraturPart masih lengkap "Ilusi hati yang menipu otak." ••• Ini adalah kisah Atlas dan Starla. Atlas Sagar Alvieto. Ketua OSIS dengan sifat dinginnya yang selalu melindungi Starla Lavena, yang notabennya seorang bad girl. Starla suka memalak golongan kela...