40 - I'M SORRY, GOODBYE

524 39 22
                                    

Hallow, i'm back 😎🤟

Satu vote + komen kalian, semangatku!!!

🌻🌻🌻

-Ilusi hati yang menipu otak-

"Mama ...." Atlas langsung lemas. Napasnya tercekat, ketika melihat kedatangan Hera.

Wanita berumur kisaran pertengahan kepala empat itu sekarang sudah berdiri di samping kursi yang diduduki Starla dengan sebuah pistol di tangan kanannya.

Atlas menggelengkan kepalanya berkali-kali, pistol yang sempat dilemparkan Hera padanya diremas kuat. Netranya tidak lepas menatap Hera dengan senyum iblisnya, Starla masih belum sadarkan diri.

Tangan Hera bergerak mengarahkan ujung pistol tepat di pelipis Starla.

"Nggak Ma, Atlas mohon."

"Atlas---Atlas udah berusaha, Ma. Tapi---Starla belum benci Atlas, kasih Atlas kesempatan, Ma. Atlas mohon."

Mendengar itu Hera tertawa mengerikan. "Berusaha? Kamu masih deket sama Starla, dan kamu bilang berusaha?"

"Ma, apa pun akan Atlas lakukan asal jangan ini. Jangan suruh Atlas nyakitin Starla, Ma. Atlas nggak bisa," ucap Atlas sendu.

Hera tersenyum iblis. "Kamu nggak bisa nyakitin, Starla? Berarti kamu milih nyakitin diri kamu sendiri? Pacar kamu ini aman, asal kamu tembak diri kamu sendiri."

Atlas tidak paham dengan ucapan mamanya barusan. "Maksut Mama?"

"Saya mau kamu mati, Atlas!"

"Mama bercanda, kan?"

"Saya tidak mau karena kehadiran kamu sampai membuat rumah tangga saya berantakan. Jadi, kamu harus mati. Kamu bilang mau lakuin apa pun demi kebahagiaan saya, kan? Sekarang buktikan pada saya. Turuti perintah saya, tembak diri kamu sendiri, Atlas."

Atlas menggelengkan kepalanya kuat. Pistol di tangannya sudah dia jatuhkan. "Mama kemarin cuma nyuruh Atlas jauhin Starla, nyuruh Atlas buat bikin Starla benci sama Atlas. Terus Mama akan cabut laporan Mama, bebasin Om Reno. Dan biarin Starla aman. Tapi kenapa sekarang jadi gini?"

"Saya akan lakuin itu, asal kamu mati. Kebaradaan kamu mengancam rumah tangga saya."

"Ma, Atlas nggak pernah kepikiran sampai situ. Atlas cuma mau Mama, Atlas cuma mau ngobrol sama Mama, kumpul sama Mama, bercanda bareng Mama, menghabiskan waktu sama Mama. Atlas nggak akan pernah ngerusak kebahagiaan Mama, apalagi sampai membuat rumah tangga mama hancur. Nggak akan, Ma." Intonasi suara Atlas masih sama, rendah. Tidak ada bentakan sama sekali, berbeda dengan Hera.

"Berarti kamu pilih pacar kamu ini mati di tangan saya sekarang?"

"Mama nggak perlu sampai bawa-bawa Starla. Dia nggak tahu apa-apa, Ma."

"Tapi ayahnya udah buat nenek kamu meninggal, Atlas. Dan kamu malah jagain dia? Seharusnya kamu buat dia menderita."

"Ma, itu semua udah takdir. Mama tahu siapa yang jagain Atlas dari kecil, Bunda, Ma. Bunda Dela, Bundanya Starla. Bunda selalu ada buat Atlas, apa Atlas pantas nyakitin Starla setelah semua kebaikan yang udah Bunda Dela berikan pada Atlas."

"Dia cuma kerja Atlas."

"Tapi bunda sayang sama Atlas. Setiap Atlas butuh Bunda selalu ada."

Atlas mulai maju mendekati Starla, cowok itu duduk di depan gadis itu. Dengan tangan gemetar Atlas mulai membuka tali yang mengikat tangan dan kaki Starla, juga lakban hitam yang menutup mulut Starla. Atlas merasa bersalah, sungguh Atlas tidak mau berada di posisi ini. Atlas yakin mamanya ini memberikan obat tidur dosis tinggi ke gadis di depannya.

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang