Hallow Vrennn. I'm comeback😎🤟
Gimana kabar kalian, baik?
Huhuu selamat membaca ❤️❤️
Satu vote + komen kalian, semangatku!!!
🌻🌻🌻
-Ilusi hati yang menipu otak-
"Ck, ngepet aja kali ya?"Starla mendesah resah. Gadis dengan rambut tergerai dan jepit matahari yang tengah duduk di rooftop sendirian itu sedari tadi berusaha memutar otaknya. Bagaimana dia bisa mendapatkan uang dalam waktu dekat. Jika dia tidak segera melunasi uang bulanan yang sudah nunggak empat bulan, bisa dipastikan Starla tidak bisa ikut ujian.
Mengelap keringat yang menetes dari dahinya, kemudian bergumam pelan. "Bingung banget gue anjir. Dapet duit dari mana buat bayar uang bulanan. Bayaran di cafe Gara juga buat makan sehari-hari udah habis."
"Apa gue pinjem Atlas? Nggak deh, dia sendiri pasti butuh uang. Ck, apa gue terima tawaran Digo---"
"Butuh uang berapa?" sahut seorang cowok dengan suara dingin yang memotong ucapan Starla. Cowok dengan tubuh proposional dengan tinggi sekitar 183cm itu mendaratkan pantatnya di samping Starla.
"Eh---Gar, nggak kok," jawab Starla gugup.
Gara dengan wajah dinginnya menatap langit cerah tanpa tersaput awan. "Gue males ikut pelajaran jadi ke sini, terus nggak sengaja denger lo butuh uang. Bilang aja lo butuh uang berapa?"
"Nggak, gue bisa cari kerja sampingan nanti," tolak Starla. Bukannya apa, dia hanya tidak mau dikasihani.
Gara yang awalnya menatap langit beralih menatap Starla yang duduk di sampingnya. "Lo sama Digo emang ada masalah, tapi sama gue nggak, kan? Lo dulu selalu curhat ke gue, sekarang udah nggak pernah. Gue kehilangan lo sebagai temen Starla. Jadi biarin gue bantu lo."
Benar yang dikatakan Gara. Dulu sewaktu Starla masih pacaran dengan Digo, Gara lah yang menjadi tempat-nya curhat. Mulai dari permasalahan dengan keluarganya, dengan Atlas, bahkan jika bertengkar dengan Digo, Gara lah yang menjadi penengah. Walaupun dinginnya bukan main, tapi cowok satu ini bisa jadi pendengar yang sangat baik.
"Lo bisa ambil bayaran live music di kafe gue dulu---"
Starla menggelengkan kepalanya, Gara sudah kembali menatap langit. "Nggak, gue aja seminggu lebih nggak kerja di kafe lo, Gar."
"Ntar malem sama Atlas. Gue tahu lo risi sama Digo, ntar malem gue ajak Digo ke club, jadi lo nggak perlu khawatir. Soal gaji lo entar gue transfer," ucap Gara yang paham jika Starla sebenernya ingin menerima uang pemberian Gara tetapi gadis itu tidak enak.
"Gar, thanks, ya," balas Starla akhirnya. Starla merogoh saku roknya, dan mengambil dua bungkus permen karet. Sebelum dia sodorkan pada Gara, Starla lebih dulu melepas kertas kecil yang kalian pasti sudah tahu isinya apa. Iya, motivasi yang Atlas tulis untuk Starla.
"Nih, daripada lo ngerokok."
Gara menatap Starla dingin, tanpa membuka suara cowok itu mengambil satu bungkus permen karet yang disodorkan Starla padanya.
"Gar, lo tahu kenapa Digo ngebet banget ngajak gue balikan? Tapi lo jangan bilang-bilang ke Digo, entar dia kepedean lagi."
"Gamon," jawab Gara berbohong. Gara tidak mungkin mengatakan sebenarnya kalau Digo tengah taruhan dengan Sam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLASTA | SELESAI
Novela JuvenilPart masih lengkap "Ilusi hati yang menipu otak." ••• Ini adalah kisah Atlas dan Starla. Atlas Sagar Alvieto. Ketua OSIS dengan sifat dinginnya yang selalu melindungi Starla Lavena, yang notabennya seorang bad girl. Starla suka memalak golongan kela...