29 - KALA CINTA MENGGODA

426 35 4
                                    

Hallow, i'm comeback 😎🤟

Gimana kabar kalian, baik?

Okeyyy, selamat membaca❤️❤️

Satu vote + komen kalian semangatku!!!

🌻🌻🌻

-Ilusi hati yang menipu otak-

Meski bibir ini tak berkata

Bukan berarti ku tak merasa

Ada yang berbeda di antara kita

Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena

Diriku tak mampu untuk bicara

Bahwa aku inginkan kau ada di hidupku

Bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buat sia-sia

Bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buat sia-sia

Bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buat sia-sia

Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?

Lagu ketiga yang dibawakan Hivi ini sangat menghibur semua yang ada di party malam ini, tidak terkecuali Starla. Jika siswa lain ikut bernyanyi bersama Hivi dengan tangan di laimbakan ke atas, berbeda dengan Starla yang sedari tadi hanya senyum-senyum sendiri. Entah apa yang sedang dia bayangkan, mungkin Starla membayangkan betapa bahagianya dia bisa mengenal Atlas. Excel yang sedari tadi berdiri di samping Starla bergidik ngeri, demi apa pun kalau dia tidak ingat Starla adalah pacar Atlas sudah bisa di pastikan Excel akan menendang Starla ke neraka.

Excel menatap Starla yang berdiri di sampingnya. "Star, lo kenapa sih anjir?!"

"Woeee Starla."

"Wahhh budeg lo?"

"Anjir gue nggak didengerin."

"Val, bisa diem nggak lo? Kasihan cewek gue daritadi nutup telinga gara-gara denger suara cempreng lo," sahut Ariel yang saat ini tengah bersama salah satu pacarnya.

Excel melotot tajam, dia tidak terima disalahkan. "Cewek lo aja yang lebay."

"Lo berdua kenapa malah ribut sih anjir?" tanya Starla yang sudah tersadar dari lamunannya.

"Gara-gara lo," ujar Ariel dan Excel bersamaan.

Starla mengerutkan dahinya dalam. "Kok gue?"

"Lo dari tadi senyum-senyum sendiri, gue panggil-panggil nggak nyahut. Terus playboy alay ini malah marahin gue, katanya kasihan cewek gue kupingnya budeg," jelas Excel.

Ariel maju satu langkah, cowok itu memegang kedua bahu Excel untuk dia hadapkan ke arahnya. Tapi baru saja dia ingin bicara tangannya sudah ditarik cewek yang tengah bersamanya.

"Riel, udah. Gue nggak apa-apa, gue nutup telinga bukan karena denger suara Excel."

"Tuh denger Om Ariel," kata Excel kemudian mendorong tubuh Ariel cukup kuat.

Ariel mundur beberapa langkah, cowok itu menyugar rambut hitam pekatnya ke belakang. "Gue bukan om-om ya, Val."

"Lebih pantes jadi Om sih, menurut gue." Excel memutar bola matanya malas kemudian bersedekap dada.

Starla yang berdiri di samping Excel, berusaha mengalihkan perdebatan mereka. Gadis itu malu karena beberapa siswa yang posisinya dekat dengan mereka menjadikan mereka pusat perhatian. "Atlas belum ke sini?"

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang