13 - KENAPA JADI PERHATIAN?

550 45 2
                                    

Hallow, i'm comeback😎👊

🌻🌻🌻
-Ilusi hati yang menipu otak-

"Dedek gemes ...," panggil Afghan pada Starla. Afghan melambaikan tangannya semangat.

Namun, panggilan Afghan itu tidak dihiraukan oleh Starla. Gadis itu tetap saja melewati meja kantin yang ditempati Afghan dan teman-temannya. Excel yang melihat Starla memicingkan matanya. Ariel spontan memegang kepala Excel dengan tangannya untuk dia alihkan dari menatap Starla.

"Val, kalo Starla bukan punya Atlas udah gue ajak pacaran dia," kata Ariel.

Excel hanya mengendikkan bahu acuh, tapi tidak untuk gadis dengan seragam ketat dan rambut sedikit diwarna pirang yang duduk di sebelah Ariel. Gadis itu mendengkus. Ariel yang menyadari langsung menatap pacar barunya yang lima menit lalu baru dia ajak pacaran. Cowok itu memang kurang hajar, baru saja dia mengajak pacaran anak kelas lain sekarang udah kepikiran mau ngajak Starla pacaran.

"Sayang ... kenapa?" Ariel menatap pacar barunya. Excel dan Afghan melemparkan tatapan jijik.

"Lo masih belum tobat jadi playboy?" tanya gadis itu.

"Habis ini tobat, kan gue udah ada lo. Buat apa cari cewek lain kalo pacar gue sekarang udah kayak bidadari," jelas Ariel.

"Tapi tadi lo bilang---"

"Bercanda sayang, hidup itu jangan terlalu serius. Nanti cepet tua kayak cewek di sebelah gue, jelek," Ariel melirik Excel sekilas kemudian kembali menatap pacar barunya. Jangan lupakan tangan cowok itu yang sudah aktif mengacak-acak rambut pacar barunya itu.

"Lo bilang gue tua? Dasar cucu Dajjal, gue sumpahin pantat lo bentol-bentol," geram Excel.

Ariel malah terkekeh. "Tuh sayang lihat sendiri kan, ni cewek nggak ada anggun-anggunnya. Kerjaannya marah mulu, udah mirip mak lampir."

"Pilih diem atau gue tendang lo berdua ke neraka?!" ancam Excel tidak main-main.

"Cel, ini makan dulu." Atlas sudah kembali dari stand Mpok Weni dengan sepiring nasi goreng di tangannya.

Ariel yang awalnya ingin membalas ucapan Excel langsung mengurungkan niatnya ketika melihat kedatangan Atlas.

"Kok cuma satu? Lo nggak makan?" tanya Excel bingung.

"Lo aja yang makan, gue udah makan tadi di rumah," bohong Atlas. Semenjak Dela berhenti bekerja di rumahnya, Atlas hampir tidak pernah sarapan lagi.

"Bukannya tadi lo bilang ada rapat Osis?" timpal Ariel.

"Nggak jadi," jawab Atlas yang hanya dibalas anggukan Ariel. Sedangkan Excel sudah melahap nasi goreng pemberian Atlas.

Afghan sedari tadi tidak berhenti ngedumel, cowok dengan dua lesung pipi di kanan dan kiri pipinya itu memainkan ponselnya.

"Lo kenapa sih Af? Berisik tahu nggak," kesal Excel.

"Apasih Mami orang gue nggak ngajak lo ngomong," balas Afghan dengan bibir dimonyongkan lima centi.

"Tapi lo berisik!"

"Terserah gue lah---"

"Udah, Af," potong Atlas.

Sebelum duduk Atlas memilih untuk mengedarkan pandangannya dan pandangannya jatuh pada gadis dengan rambut dicepol dan seragam yang digulung -- Starla. Keduanya masih saling menatap, tidak ada yang berniat memutuskan tatapan itu.

Starla duduk sendirian, meja gadis itu tidak jauh dari meja tempat Atlas dan teman-temannya. Hingga tiba-tiba Atlas mengembuskan napas berat ketika Digo mendatangi meja Starla. Cowok itu langsung duduk dan tangannya merangkul pundak Starla seenak jidat.

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang