36 - KEBENARAN YANG MENYAKITKAN

430 36 9
                                    

Hallow, Vrennn. I'm back😎🤟

Selamat membaca💖💖

Satu vote + Komen kalian, semangatku!!!

🌻🌻🌻

-Ilusi hati yang menipu otak-

"Inimah gue beneran jatuh sedalem-dalemnya ke Atlas, harusnya sekarang gue marah. Tuh cowok seenak jidat nggak kasih kabar kemarin, eh, dia cuma minta maaf waktu jemput gue pulang sekolah kemarin, gila gue langsung luluh."

Sedari tadi gadis dengan rambut tergerai dan jepit matahari itu tidak berhenti bicara sendiri. Gadis itu tengah duduk di tribun, dengan pandangan tidak lepas menatap bangga ke arah cowok dengan kaos tipis berwarn hitam yang tengah bermain basket bersama anak dari Tim basket Smapeba.

"Cakep banget sih lo, Las. Apalagi keringetan kayak gini, pengen gue lap in aja itu muka. Akhhh gila gue lama-lama anjir." Starla menggaruk kepalanya prustasi.

Gadis itu meneguk ludahnya susan payah ketika melihat ketampanan Atlas yang berkali-kali lipat sore ini. Atlas dengan rambut basah yang acak-acakan, dan jangan lupakan keringat yang membuat wajah, dan kaos tipis yang berhasil membuat perut sixpack yang tercetak jelas.

"Starla, belum pulang?" tanya Atlas yang sudah berdiri di depannya. Starla terjengit kaget, dia tidak tahu berapa lama Atlas sudah berdiri di sini.

Starla berusaha menstabilkan detak jantungnya, jangan tanyakan bagaimana keadaan jantungnya, sudah pasti tidak baik-baik saja. "Nungguin lo," jawab Starla yang mati-matian supaya tidak terlihat gugup di depan Atlas.

"Takut aku diambil cewek lain, hm?" Atlas tersenyum tipis, lalu tangan kanannya bergerak mengacak gemas rambut Starla.

Yang diacak-acak rambut, tapi yang berantakan hati. Sial! Sepengaruh itu tindakan Atlas bagi Starla sekarang. Tidak hanya hati, dan jantung, perutnya pun saat ini dipenuhi dengan kupu-kupu yang tidak punya sopan santun, di mana jutaan kupu-kupu menerobos masuk ke perutnya.

Dengan tangan gemetar Starla menyodorkan air mineral yang sengaja dia beli untuk Atlas. "Nih minum!"

Lagi dan lagi Atlas tersenyum tipis. Starla hanya bisa pasrah, terserah Atlas saja, tapi dipastikan dia bisa mati muda jika terus-terusan melihat senyum Atlas yang kelewat manis. Terdengar lebay, tapi inimah Starla jika sudah bucin mampus.

"Makasih, Starla."

"Hm." Hanya deheman yang mampu keluar dari mulut Starla.

"Starla, aku boleh duduk di samping kamu?"

"Duduk aja."

Atlas langsung saja duduk di samping Starla, dia kemudian meneguk air mineral pemberian gadis di sebelahnya.

"Maafin aku ya, Starla. Kemarin bukannya aku lupa, cuma waktu aku mau ngabarin kamu tiba-tiba handphone aku mati," jelas Atlas setelah selesai minum.

"It's okey. Las, capek banget, ya?" tanya Starla. Gadis itu bingung harus bicara apa, sampai-sampai mulutnya bertanya seperti itu.

"Kamu capek? Aku pamit ke yang lain dulu, aku anterin kamu pulang---"

"Maksut gue lo? Dari tadi pagi lo sibuk banget," ucap Starla sembari mengelap keringat yang membasahi wajah Atlas dengan tisu miliknya.

"Mau ada turnamen basket, Starla. Nggak aku aja yang sibuk, teman-teman Osis yang lain juga sibuk banget, banyak yang harus dipersiapkan. Maaf, ya."

"Maaf lagi?"

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang