18 - BERTANGGUNG JAWAB PADA SEDIH

547 32 2
                                    

HALLOW VRENNN😎❤️

GIMANA KABAR KALIAN NIH, BAIK?

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA KALIAN SUKA. AAMIIN❤️

🌻🌻🌻

-Ilusi hati yang menipu otak-

"Hingga kejamnya waktu."

"Menarik paksa kau dari pelukku."

"Lalu kita kembali menabung rasa rindu."

"Saling mengirim doa sampai nanti sayangku."

Lagu Celengan Rindu - Fiersa Besari, menjadi penutup lagu malam ini. Lagu itu selesai tepat bersamaan dengan Starla yang mengembuskan napas panjang. Atlas yang duduk di depan Starla ikut merasakan kekecewaan yang didera gadis di depannya.

"Maaf, ya, Starla," kata Atlas memecah keheningan.

Starla yang mendengarnya menatap Atlas sejenak. Gadis itu kemudian mengambil teh hangat di atas meja yang berada di depannya, lalu meneguknya hingga setengah.

"Lo udah berusaha, tapi emang udah ada yang ngisi semua. Jadi nggak perlu minta maaf," balas Starla.

Atlas masih saja merasa bersalah. Cowok itu ikut meminum teh hangatnya. Sejak dari pulang sekolah sampai malam ini pukul sembilan, Atlas dan Starla masih berusaha mencari cafe yang belum ada yang manggung di sana. Tapi nihil, sejauh ini semua sudah ada yang ngisi. Atlas akan bertanggung jawab, pada kesedihan beberapa jam lalu yang tidak sengaja dia berikan pada Starla.

"Las, apa lo nggak malu ikut gue cari kerjaan kayak gini?" celetuk Starla tiba-tiba.

Atlas menatap Starla teduh. "Ngapain malu?"

"Kita pulang aja, Las. Besok kita cari lagi."

"Habisin dulu makanannya," kata Atlas ketika melihat makanan milik Starla belum tersentuh sama sekali.

"Gue nggak laper."

"Starla, lo dari pulang sekolah belum makan. Makan, ya. Habis makan baru nanti kita pulang."

Starla mendengkus. Dengan berat hati gadis itu memakan makanan yang dipesankan Atlas untuknya setengah jam yang lalu.

Saat Starla baru saja ingin memakannya, panggilan seseorang mengurungkan niatnya. Suara itu, suara yang akhir-akhir ini sangat dia benci, padahal dulu dia sangat menyukai suara itu.

"Pacar, ngapain di sini? Sama cowok gila ini lagi."

Starla yang mendengarnya langsung menatap orang itu tajam. Gadis itu mengembuskan napas gusar, ingin sekali dia mencakar-cakar wajah orang itu.

Digo dengan tidak punya malu ikut duduk di sebelah Starla. Iya, orang itu adalah Digo. Mantan Starla. Digo tidak datang ke cafe ini sendiri, ada Sam juga Gara. Kedua cowok itu menggeser kursi di sebelah meja Starla, lalu ikut duduk bergabung dengan Starla dan Atlas.

"Kita pulang, Las." Starla beranjak, tapi pergelangan tangannya sudah dicekal Digo duluan.

"Mau ke mana, pacar?"

"Jangan mancing gue, Digo!" peringat Starla.

"Nggak sopan ninggalin orang yang baru aja ikut gabung," balas Digo dengan senyum iblisnya.

Starla menepis tangan Digo yang masih melingkar di pergelangan tangannya. Gadis itu menatap Atlas, tidak ada reaksi apa-apa dari cowok itu. Mukanya datar, membuat Starla uring-uringan. Gadis itu kembali duduk, kedua tangannya sudah mengepal.

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang