37 - ATLAS, STARLA, DAN USAI

494 42 17
                                    

Hallow, I'm back🤪🤟

Selamat membaca💖💖

Satu vote + Komen kalian, semangatku!!!

🌻🌻🌻

-Ilusi hati yang menipu otak-

kejadian semalam membuat hubungan Atlas dan Starla langsung renggang. Sedari berangkat sekolah, Starla selalu menghindar dari Atlas. Saat Atlas menjemputnya, Starla langsung menolak mentah-mentah dan menyuruh Atlas untuk berangkat sendiri. Begitupun dengan pagi ini, Starla nampak tidak minat menonton pertandingan basket, padahal gadis itu sangat semangat sekali waktu menemani Atlas berlatih, itu karena dia belum tahu soal kebohongan Atlas selama ini.

Tadi malam, Starla mati-matian menahan supaya lapisan kaca di netranya tidak pecah, namun, tidak bisa dipungkiri langkah kakinya terlihat tidak begitu semangat saat menuju rumah-nya. Gadis itu tidak tahu kalau semalam Atlas dengan motor CBR-nya diam-diam mengikutinya sampai benar-benar masuk ke dalam rumah. Atlas tidak punya cukup nyali untuk mengantar Starla setelah kejadian di kamar-nya.

"Star, lihat tuh pacar lo. Gila cakep banget. Kalau nggak inget kita temen udah gue tikung," ucap Mikha hiperbola. Saat ini mereka berdua tengah berada di pintu masuk lapangan indoor. Gadis itu menatap takjub Atlas yang berada tidak jauh darinya, Atlas sedang berbicara dengan salah satu anak cowok dengan pakaian kaos Osis.

"Ambil!"

Mikha terlonjak kaget, demi apa pun dia tidak percaya dengan respon Starla. Dia kan tadi hanya bercanda, tapi, dia juga tidak akan menolak kalau Atlas mau menjadi pacarnya. Lagian siapa yang akan menolak seorang Atlas Sagar Alvieto.

"Ha, serius lo? Demi apa? Gue mah lebih milih Atlas, daripada Afghan."

"Hm." Starla hanya berdeham. Tidak dipungkiri meskipun dia masih kecewa berat dengan kenyataan semalam, tapi perasaannya pada Atlas tidak bisa semudah itu untuk hilang. Starla benar-benar sudah jatuh sedalam-dalamnya.

"Serius nih gue gas nggak apa-apa?" Mikha terkikik geli, dia sangat suka menggoda Starla. Mungkin itu akan menjadi hobi barunya.

"Ajak nikah sekalian gue juga nggak apa-apa. Tapi hati-hati aja mulutnya doang yang manis tapi sifat keturunan iblis," seloroh Starla.

Atlas yang kebetulan lewat sana langsung tercengang, entah mengapa sakit ketika mendengar Strala berbicata begitu tentang dirinya.

"Heh anjir, lo kenapa? Kalem, gue nggak bakal gass Atlas. Jadi lo nggak perlu jelek-jelekin dia kayak gitu." Karena gemas Mikha menoyor kepala Starla cukup kuat.

"Gue nggak minat nonton," ucap Starla yang langsung membuat Atlas berhenti berjalan.

"Eh ... pacar lo main woeee gila lo."

"Mau cari selingkuhan mumpung dia main."

"Hahaha terserah deh, Star." Mikha menggelengkan kepalanya, dia lantas menyusul Afghan dan Excel yang sudah duduk di tribun, sedangkan Starla sudah balik badan dan meninggalkan lapangan.

Saat langkah kakinya tepat berada di samping Atlas, tangan kirinya dicekal cowok itu. Atlas menatap manik mata Starla dalam. Starla dapat melihat ada binar penyesalan di mata cowok itu.

"Starla, maaf."

Starla menyunggingkan senyumnya, gadis itu tidak akan termakan kata-kata manis Atlas lagi, tidak akan. "Emang lo salah apa, Tuan muda Atlas?" tanya Starla penuh penekanan.

"Kamu nggak mau nonton aku main. Bukannya kemarin kamu udah janji mau semangatin aku?"

"Masih bisa ngomong gitu?" Starla tersenyum remeh.

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang