32 - DAWAI ASMARA

378 32 1
                                    

Hallow, Vrennn. Gimana kabar kalian?

Hehehe selamat membaca❤️❤️

Satu vote + komen kalian, semangatku!!!

🌻🌻🌻

-Ilusi hati yang menipu otak-

"Gaji lo, Las."

"Buat kamu aja."

Starla yang mendengar jawaban Atlas langsung mendengkus, dia tahu Atlas tidak membutuhkan uang ini, tapi apa salahnya menghargai sedikit kerja kerasnya sendiri. Atlas yang melihat perubahan pada mimik wajah Starla langsung mengambil amplop coklat yang di dalamnya berisi gaji satu bulan ke depan yang Gara berikan cash malam ini. Cowok itu tidak jadi mentransfer Starla melainkan gaji itu dia titipkan kepada bagian keuangan di kafe bokap Gara.

"Bercanda Starla, ini aku ambil," ujar Atlas berbohong. Bukannya dia tidak mau menerima gajinya, tapi dia hanya sekadar menemani Starla. Gaji ini lebih pantas untuk Starla bukan dirinya, tapi takut Starla kecewa jadi ya sudahlah terpaksa Atlas menerimanya.

"Satu bulan ke depan."

"Ha?"

"Itu gaji satu bulan ke depan," balas Starla dengan nada ketus. Semenjak kejadian di depan kelas Starla tadi siang, gadis itu masih marah dengan Atlas. Padahal Atlas sudah menjelaskan.

"Starla---"

"Ayo pulang, gue ada ujian besok." Starla sudah berdiri namun pergelangan tangannya langsung dicekal Atlas.

Setelah mengisi job di kafe bokap Gara, Atlas mengajak Starla untuk duduk di taman depan kafe. Malam ini udara lumayan dingin, jaket levis sudah cowok itu pasangkan di tubuh Starla. Di sana tidak ada siapa-siapa, hanya ada suara jangkrik yang menemani keduanya.

"Besok libur. Masih marah, hm? Kamu dari tadi menghindar terus Starla." Atlas menatap dalam manik mata Starla.

"Lo kalau mau di sini yaudah, gue bisa pulang sendiri."

"Kalau aku ada salah, ngomong Starla. Kalau kamu gini bikin aku tambah bingung," ucap Atlas yang sudah berdiri. Cowok dengan kaos tipis itu menuntun Starla untuk kembali duduk di bangku taman.

Starla mendengkus. "Bukannya sekarang lo ada dinner sama Alma? Udah sana, baru jam sepuluh, masih keburu buat samperin Alma."

"Starla, kan udah aku jelasin."

"Lebih pantes sama Alma sih menurut gue."

"Jangan kayak anak kecil."

Starla tertawa kecil. Gadis itu mengumpulkan rambut panjangnya yang dia gerai jadi satu kemudian mencepolnya asal. "Anak kecil? Haha gue emang masih kayak anak kecil, mending lo sama Alma. Pemikirannya udah dewasa, nggak kayak gue malu-malu in."

"Kamu maunya aku samperin Alma? Entar kalau aku beneran samperin Alma, kamu marah-marah---"

"Udah gue bilang, gue bukan Mak lampir yang suka marah-marah ya, Las!" kesal Starla.

Atlas tertawa kecil melihat tingkat Starla. "Nggak marah-marah, tapi sekarang marah. Baikan, mau?"

"Nggak," tolak Starla mentah-mentah.

Bukannya marah, Atlas justru tersenyum tipis. Cowok itu menatap wajah cantik Starla. Tangannya bergerak mengacak gemas rambut Starla. "Kok, nggak sih?"

"Aku mau udahan, Las."

"Maksut kamu?" Atlas mengerutkan dahinya bingung. Perasaannya mulai tidak enak.

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang