44 - BISA NGGAK KITA KAYAK DULU LAGI?

548 41 12
                                    

Selamat membaca💖💖

🌻🌻🌻

Waktu berjalan begitu cepat. Dua minggu sudah Starla menepati janjinya. Dia merawat Atlas dengan baik, saat pulang sekolah gadis itu langsung datang ke rumah Atlas. Dua minggu ini Atlas tidak masuk sekolah. Kalau ditanya bosan sudah pasti bosan, beberapa kali Atlas pernah ingin berangkat ke sekolah, tapi baru keluar kamar, Starla sudah memarahi dirinya.

Starla tidak merasa terbebani, gadis itu justru senang melakukan ini, tapi tidak dengan Atlas. Atlas merasa semakin bersalah, setiap kali dia melihat Starla yang sibuk merawat dirinya, perasaan kecewa selalu tersarang di otaknya. Kenapa dia begitu bodoh sudah menyia-nyiakan Starla. Starla yang dulu sangat berbeda dengan yang sekarang, hampir 80 persen berbeda.

Hari ini, hari pertama untuk Atlas masuk sekolah setelah mengistirahatkan tubuhnya selama dua minggu. Cowok dengan seragam sedikit berantakan yang disengaja sudah duduk di sofa ruang tamu Starla. Dia berniat ingin mengajak Starla berangkat bersama.

"Butuh apa lagi, Las?"

"Kamu."

Starla mendengkus, sebisa mungkin dia menghindari kontak mata dengan Atlas. Gadis itu masih sibuk memasukkan nasi goreng ke dalam kotak bekal. Atlas tersenyum simpul, kemudian berdiri mendekati Starla.

"Pasti enak," kata Atlas sembari mengacak gemas rambut Starla.

"Hem." Starla hanya berdeham. Sudah selesai, kotak bekal di atas meja dia berikan pada Atlas. Atlas menatap Starla bingung. Starla langsung peka ketika melihat raut wajah Atlas.

"Bekal lo. Jangan lupa dimakan, jangan kecapekan. Kalau bisa nggak usah ikut kegiatan dulu hari ini."

"Iya sayang."

"Udah sana berangkat!" usir Starla. Demi apa pun perutnya terasa keram mendengar Atlas mengucapkan itu. Cowok ini semakin terang-terangan menunjukkan cintanya pada Starla. Dua minggu ini, Atlas selalu membuat perut Starla seperti ini, keram. Seperti ada jutaan kupu-kupu yang menerobos perutnya. Saat tangan Starla baru akan mengambil wadah bekas nasi goreng, Atlas sudah mengambil duluan, kemudian membawanya ke dapur.

"Kamu tungguin di depan, biar aku aja yang cuci."

Starla menurut, dia lalu mengambil tas sekolahnya dan menyampirkan di punggung.

"Bekal yang gue kasih tadi udah di masukin tas?" tanya Starla ketika melihat kedatangan Atlas.

"Udah sayang."

"Las, beda banget."

"Apanya?"

"Sini coba." Starla berdiri, Atlas langsung mendekat. Senyum cowok itu semakin mengembang, membuat Starla mengembuskan napas panjang.

"Nggak usah senyum-senyum!"

Atlas justru semakin melebarkan senyumnya, seolah larangan Starla adalah perintah. "Ganteng ya? Pipi kamu merah, Starla. Balikan aja nggak sih kita?"

"Diem!"

"Iya ini diem sayang."

"Deketan sini!"

Atlas melangkahkan kakinya mendekati Starla, jarak mereka sekarang hanya terpaut beberapa centi. Atlas mencondongkan wajahnya, menatap lekat manik mata gadis di depannya. "Mau apa, hm?"

Melihat itu, Starla langsung mendorong wajah Atlas supaya tidak terlalu dekat dengan wajahnya. Tangan kanannya menarik ujung dasi yang Atlas gunakan, membuat Atlas langsung menjerit.

"Sengaja dasinya dipasang berantakan gini, hah?" tanya Starla dengan tangan bergerak merapikan dasi yang melingkar di leher Atlas.

"Biar apa?" sambung Starla. Dia mencoba membuat Atlas supaya tidak menatapnya sedalam ini. Demi apa pun Starla ingin teriak, bohong kalau dia tidak mau balik lagi dengan Atlas. Apa lagi sikap Atlas yang sekarang semakin manis.

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang