41 - TERUNGKAP

548 44 10
                                    

Hallow, Vrennn. I'm back😎🤟

Kabar kalian gimana oyyy, baik?

Satu vote + komen kalian, semangatku!!!

🌻🌻🌻

-Ilusi hati yang menipu otak-

"Ngapain lo ke sini?"

Suara berat menyebalkan membuat Marsya langsung memicingkan matanya. Gadis itu masih memainkan ponsel di tangannya, tidak berniat menatap cowok di depannya sama sekali.

"Heh gue lagi ngomong sama lo, ya."

"Halo-halo di sini ada orang. Gue orang, lagi ngajak lo ngomong. Busettt Sya, sombong amat lo." Afghan dibuat mengkal, bahkan dia sudah berjongkok di depan Marsya yang tengah duduk.

"Ketemu Atlas," jawab Marsya singkat, padat, jelas.

"Lo nggak kapok, ya. Setelah Digo, sekarang Atlas? Jangan bilang lo dalang semua ini. Ngaku lo!" Seloroh Afghan, dia menatap Marsya jail.

"Bacot."

Afghan berdiri kemudian duduk di samping Marsya, jangan lupakan tangan cowok itu yang sudah merangkul bahu Marsya. "Astaghfirullah, Marsya sekarang udah brutal. Eh, btw sejak kapan lo keluar dari penjara?"

"Woeeee Sya, gue serius anjir."

"Satu minggu yang lalu."

"Lo ke sini nggak sampai ketemu Starla, kan?"

"Ketemu tadi, waktu dia keluar dari ruangan Atlas, terus gue masuk. Niatnya gue mau ngasih tahu semuanya, tapi dokter udah keburu masuk juga," terang Marsya.

"Jangan sekarang. Bisa drop tuh anak, terus nggak bisa operasi, peluru nya nggak jadi diambil. Mau Atlas mati, lo, hah?"

"Yeee santai, lagian juga nggak jadi."

"Iya sayang." Afghan mengacak rambut Marsya. Marsya yang sudah muak langsung membuka suara kembali.

"Berhenti omong kosong. Kenapa sikap lo kayak seolah-olah nggak tahu apa-apa, sih, hah?" geram Marsya.

"Gue emang nggak tahu kalau soal Hera. Bajingan gue sampai kecolongan." Afghan meninju udara di depannya.

"Sama kok."

"Maksut lo?"

"Kayak gue."

"Sya, lo tahu. Gue marah banget sama diri gue sendiri, andai gue nggak ngikuti Atlas tadi, pasti gue nggak tahu Starla disekap mamanya Atlas. Kita kurang cepet?"

"Nggak, kita udah pertimbangin semuanya. Meskipun Starla nggak disekap tadi, gue tetep akan ngasih tahu Atlas hari ini."

"Anjir, Atlas udah masuk ruang operasi?" tanya Afghan dengan intonasi tinggi.

Marsya langsung melotot, apa-apaan sih anak ini. Namun, saat dia ingin melontarkan kalimat pedas ke Afghan, cowok itu sudah menggerakkan alisnya, soalah berkata ada yang jalan ke sini. Marsya yang mengerti langsung mengedarkan pandangannya, dan ternyata Mikha berjalan ke arahnya. Marsya tahu Mikha karena Afghan sering menceritakannya. Oke, dia akan mengikuti permainan Afghan kali ini. "Barusan."

"Bangke gue nggak dikabari sama dua curut sialan itu. Gue pergi dulu, Sya. Jangan kasih tahu Starla, awas aja sampai lo kasih tahu," teriak Afghan membuat Mikha yang sudah di depannya langsung menoyor kepala Afghan kuat.

"Bacot banget lo. Ini rumah sakit, Fa," seloroh Mikha.

Afghan sudah berdiri, kemudian merangkul bahu Mikha. Marsya sudah kembali sibuk bermain game cacing di ponselnya.

ATLASTA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang