Hallow, i'm back😁🤟
Harusnya aku up kemarin buat doble up, tapi nggak apa-apa. Maaf ya, vrennn🏋️
Karena aku baik hati dan tidak sombong, jadi spam komen, buat doble up!!!
Selamat membaca, Vrennn❤️❤️❤️
🌻🌻🌻
Entah ke mana lagi Atlas harus mencari Starla, gadis itu benar-benar membuat Atlas kehabisan energi. Atlas berulang kali mengambil lalu membuang napasnya, mencoba menstabilkan napasnya yang mulai terasa sesak. Ditambah lagi keadaan cowok itu masih belum stabil, bekas jahitan di dada kanannya pasti belum kering. Tadi, dokter sudah melarang Atlas untuk pulang, tapi Atlas meyakinkan dokter, ditambah Afghan juga bilang kalau sebelum jam delapan malam mereka sudah akan kembali ke rumah sakit. Dokter juga bilang, Atlas jangan sampai kecapekan, Atlas juga harus diawasi, tapi sekarang sudah pukul satu malam. Dan, Atlas sendiri.
Cowok itu memukul kepalanya berkali-kali, dia menyesal. Tapi, bukannya penyesalan selalu datang di akhir? Dia lalu membuka room chat nya dengan Starla, pesan yang dia kirim hanya centang satu. Tidak biasanya Starla mematikan data internet. Atlas benar-benar semakin bersalah.
Cowok itu menyenderkan tubuhnya di pintu kamar Starla, iya, Atlas nekat menunggu Starla di kamar gadis itu. Tentu saja keberadaannya ini tidak diketahui Afghan dan yang lain.
Atlas menatap figura di dinding kamar Starla, di sana ada foto bunda dan Starla. Di foto itu Starla tersenyum bahagia, pun dengan bunda. Atlas yakin, itu foto diambil setelah bunda memutuskan berhenti bekerja di rumahnya. Karena sejak itu hubungan bunda dan Starla, jauh lebih baik.
"Nyusahin!" teriakan itu membuat Atlas tersadar dari lamunannya. Dia tersenyum miring, Atlas tahu pasti Afghan mengetahui dirinya berada di rumah Starla.
Dengan napas memburu Afghan sudah jongkok di depannya, dia sendiri. Lagian siapa yang tengah malam bukannya tidur justru malah mencari temannya yang sedang patah hati.
"Lo tuh baru aja operasi, Las. Mau mati atau gimana lo? Gue sama yang lain nyariin ke mana-mana, iya kalau keadaan lo nggak habis operasi, mau lo jungkir balik gue nggak peduli."
Suara Afghan terdengar semakin meninggi, dari wajahnya Afghan menahan mati-matian supaya emosinya tidak meledak. Sedari tadi sore dia mencari Atlas, tapi tidak kunjung ketemu. Afghan sempat lupa kalau temannya itu baru saja selesai operasi dan dia justru membiarkan Atlas membawa mobilnya. Bodoh, berkali-kali Afghan mengumpati dirinya sendiri.
Tidak hanya Afghan, Ariel, Excel, dan Mikha juga ikut mencari keberadaan Starla. Tapi nihil, gadis itu entah pergi ke mana.
"Udah ada kabar tentang, Starla?"
Afghan langsung naik darah mendengarnya, disaat yang lain sibuk memikirkan keadaannya, tapi dia sendiri justru tidak peduli dan malah memikirkan Starla. "Diem! Gue lagi marah, Las!"
"Iya, lanjut. Gue dengerin," ucap Atlas.
Afghan menarik napasnya panjang, kemudian membuangnya perlahan. "Kesalahan lo banyak banget, sat. Yang pertama, lo ngelanggar janji sama dokter, bilang jam delapan malem udah sampai ruang rawat lagi. Tapi mana, sekarang udah jam satu dan lo bukannya ke rumah sakit malah di kamar Starla ngelamun kayak orang gila."
"Kedua, lo baru aja operasi udah langsung nyetir, emang mau cari mati. Ketiga, niat keluar mau tangkep orang yang udah neror, dan lo batalin gitu aja, untung Ariel sama yang lain belum hubungi polisi. Empat, lo pinjem mobil gue tapi nggak tanggung jawab, biarin mobil gue terparkir di depan rumah lo tapi lo nggak ada. Lima, lo ke rumah Starla, naik---"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLASTA | SELESAI
Ficção AdolescentePart masih lengkap "Ilusi hati yang menipu otak." ••• Ini adalah kisah Atlas dan Starla. Atlas Sagar Alvieto. Ketua OSIS dengan sifat dinginnya yang selalu melindungi Starla Lavena, yang notabennya seorang bad girl. Starla suka memalak golongan kela...