〖14〗

2K 85 2
                                    

┅┅┅┅༻HAPPY READING༺┅┅┅┅

"Mengenalmu adalah keberuntungan terbesar bagiku. dan, Melukaimu adalah kesalahan yang berujung penyesalan tanpa akhir."


🍓. RATU KECIL

Bulan purnama terlihat bersinar begitu terang, cahaya-nya memaksa masuk melalui celah juga menembus tebalnya jendela kaca yang menjadi pembatas.

Cahaya terang itu menyinari tepat pada lengan seorang gadis yang masih setia tidur dengan jangka waktu yang amat panjang. Delapan bulan, dua minggu, empat hari, dua jam, dan duabelas menit. Entah berada di detik berapa saat ini gadis itu tertidur

Ruang perawatan-nya begitu hening, dingin, tanpa adanya kehangatan. tak ada satu manusia pun di sana, hanya ada dirinya yang tidur dalam ketenangan, mungkin.

Ceklek

Pintu itu terbuka, menampilkan sosok lelaki ber-jas dengan sebuah buket bunga di genggaman-nya juga, sebuah paper bag. Pria itu mendekat, mengunci pintu tersebut, juga menelfon beberapa orang kepercayaan-nya untuk berjaga di luar ruangan.

Langkahnya begitu pelan dengan kedua mata yang menatap sendu juga bibir yang menyunggingkan senyuman hangat. perlahan mulutnya bergerak, menyanyikan sebuah lagu dengan lembutnya

"Happy Birthday nera, Happy Birthday nera."

Pria itu mendudukan diri di samping nerissa, mengenggam dan mengecupi tangan nerissa yang terbebas dari infusan.

"Happy Birthday, Happy Birthday ,Happy Birthday nera."

Pria itu menunduk dalam, perlahan air matanya meluruh, bibirnya bergetar menahan isakan. nafas-nya menderu dengan cepat menahan rasa sesak di dada-nya. kedua tangannya menggenggam erat tangan nerissa yang dingin

"Happy Birthday, my little queen." lirih pria itu

Dia membungkukan badannya, mengambil sebuah paper bag dan mengeluarkan isinya. sebuah kue, tepatnya kue ulang tahun

"Pawo bawa kue coklat kesukaan kamu, ada stroberi nya juga." ucap pria itu dengan senyuman tulus

"Bangun yaa, nanti pawo abisin loh." peringatnya dengan sedikit kekehan miris

Pria itu menatapi kue tersebut dengan sendu, kembali melihat wajah nerissa, ia tersenyum lalu mulai memotong kue tersebut dengan tangan bergetar juga air mata yang semakin deras mengalir

"Pawooo, ini kue nera tau, jangan dimakan issh."

"Bodo amat."

"Iiih, pawo tidak baik. memakan makanan orang itu tidak bagus."

"Apakah saya peduli."

"Pawo nyebelin."

Pria itu terkekeh, ingatan tentang perdebatan kecil antara dirinya dan nerissa kembali berputar di kepalanya. tetapan-nya semakin redup, perlahan ia mulai memakan kue itu dengan menahan tangis yang akan pecah

"Pawo makan kuenya, nera gak mau protes?" tanya nya sedikit terisak

Pria itu mengunyah pelan kue tersebut. tatapan-nya tak pernah lepas dari nerissa. Berharap, tentu ia berharap gadis itu terbangun dan marah karena memakan kue ulang tahun milik-nya

"Pawo udah makan kue kamu, ayo bangun. nanti kue-nya abis." ujarnya seraya menghapus air matanya

Perlahan pria itu mulai terisak, air matanya tak mampu lagi untuk terbendung. semua terasa menyesakan, kedua tangan kekar itu menggenggam erat jemari kecil nerissa. mencoba mencari kehangatan. namun nihil, hanya ada hawa dingin dari jemari tersebut

NERISSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang