〖75〗

608 14 1
                                    

┅┅┅┅༻HAPPY READING༺┅┅┅┅

🍓. HAI, BEN

Ben diam menunggu di depan ruang ICU, penuh perasaan takut akan kondisi putrinya. Akalnya masih mencoba mencerna, akan kejadian yang baru dialaminya

Apa yang terjadi? Putrinya, nerissa. Mengapa bisa semua itu terjadi? Di atas pangkuannya sendiri. Nerissa kehilangan kesadaran, dengan hidung dan mulut yang mengeluarkan cairan pekat merah -

Ben menggeleng pelan, menatap kosong kedua telapak tangannya. Yang masih menyisakan darah dari nerissa, yang bahkan sudah mengering

"Apa yang terjadi?" gumamnya dengan lirih

Ben adalah seorang ketua mavia. Kecerdasan otak, dan kepintaran akalnya tentu tak diragukan lagi. Tetapi, dia merutuki diri saat ini. Mengapa?

Mengapa dirinya bisa bodoh? Kondisi nerissa saat ini. Ia yakin, sesuatu hal yang berkemungkinan buruk tengah dirasakan oleh putrinya

Ben merutuki diri berkali kali, ia bodoh. Sangat bodoh, ia bahkan tak mengetahui, hal apa yang tengah putrinya rasakan saat ini. Hal buruk apa yang tengah hinggap pada tubuh putrinya

Ceklek

Tatapan itu bertemu, tanpa ada kata yang terucap. Ben mengikuti langkah dokter, yang tak lain adalah teman. Sekaligus dokter pribadinya sendiri.

"B - bagaimana?" ucap ben, penuh kekhawatiran

Zairan. Dokter itu menunduk seraya membaca sebuah dokumen. Lembaran kertas itu adalah hasil dari pemeriksaan tubuh nerissa, secara keseluruhan

"Maaf ben, keadaannya buruk. Sangat buruk." ujar zairan dengan sendu

Pria ber'jas putih itu menunduk dalam merasakan sesak. Sesak, saat melihat gadis yang dianggap putri olehnya terbaring lemah, dengan kondisi yang tidak bisa dikatakan baik

"Apa yang terjadi?" tanya ben, pelan

"Leukimia, stadium akhir -

═══ 🍓🍓🍓 ═══

Nerissa mengerejapkan matanya dengan pelan. merasakan sesak yang teramat pada dadanya, lemah pada tubuhnya. juga pasrah akan kelanjutan hidupnya

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat nerissa menoleh dengan susah payah. Ben, pria itu terlihat kacau. apakah pria itu mengetahui segalanya sekarang?

Rambutnya kacau tidak tertata seperti biasanya, seolah tidak pernah terkena sentuhan sisir yang merapihkan tatanan rambut tersebut. wajahnya kusam sarat akan rasa sakit dan kekecewaan -

Dan yaa, kedua manik mata yang terbiasa menyorot tajam tersebut, kini terlihat redup dan dipenuhi kesenduan. kedua mata itu memerah dengan genangan air yang tertahan hingga terlihat berkaca

Ben berpaling sesaat setelah tatapannya bertemu dengan manik teduh milik nerissa. pria itu berpaling guna menutupi kedua maniknya yang kembali meneteskan air

Ben tidak sanggup menerima fakta tersebut, gadis itu. gadis kecilnya -

"Hai ben!" ucap nerissa lemah

Ben termangu, suara lirih dari nerissa seketika membuatnya terdorong kembali pada masa dimana ia menemukan gadis kecil itu. nerissa kecil begitu suka menggodanya dengan memanggilnya ben seperti saat ini

"Do you, love me?"Ucap nerissa susah payah

Ben tersenyum tipis. menengadah guna menghalau air mata yang berlomba untuk menerjunkan diri

NERISSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang