〖73〗

545 14 1
                                    

┅┅┅┅༻HAPPY READING༺┅┅┅┅

🍓. PENYESALANNYA

Dua orang gadis terlihat di pinggiran sungai dalam keadaan basah kuyup. Dengan salah satunya yang terbaring tak sadarkan diri.

Disana, nerissa sudah diselamatkan dari arus sungai, namun masih belum bisa tertolong begitu saja. Keadaannya lemah, wajahnya pucat pasi dengan tubuh yang terasa dingin. Nafasnya juga nyaris tak terasa hembusan nya

"Bangun -

"bangun -

"BANGUN

Disebelahnya seorang gadis lain terlihat tengah memompa jantung nerissa. Agar gadis itu segera kembali sadar dan menghentikan semua kekhawatiran ini

Sialan

"GUE BILANG BANGUN RISSA, GUE - GUE MASIH MAU BALAS DENDAM -

"jangan mati -

Tangisan pilu disertai amarah penuh ketakutan terus terdengar beriringan dengan pergerakan tangan yang berusaha untuk mengembalikan kesadaran nerissa

"Tolong, bangun." suara lirih nyaris putus asa, terdengar amat pilu dengan isakan yang tak tertahan

"Maafin gue, maaf." ucapnya dengan isak tangis yang ketara

Gadis itu terus melakukan resusitasi jantung paru (CPR) dengan tangan yang sedikit bergetar. Menahan rasa takut dan panik yang ketara

Uhuk - Uhuk - Uhuk

Nerissa terbatuk hebat dengan mulut yang mengeluarkan air, tubuhnya setengah duduk dengan seorang gadis yang menahan punggung nerissa

Nafas nerissa tak beraturan, sesak dirasakannya teramat berat untuk sekedar menghirup dan menghembuskan nafasnya. Juga batuk yang masih belum berhenti walaupun sudah sedikit mereda

Uhuk -

Nerissa menoleh dengan lemah, melihat sepasang mata yang menatapnya penuh perasaan cemas dan sisa air mata yang masih basah nampak terlihat

"Si - Siska

Nerissa tak sanggup melanjutkan tanya yang akan terlontar. Tenggorokannya sakit dengan batuk yang kembali menyerang diiringi rasa sakit itu kembali

Siska, gadis itu yang menolong nerissa. Gadis dengan hati yang aneh. Mengatakan benci hingga berniat membunuh, namun tak mampu mengengendalikan tubuh saat melihat nerissa berada di ujung mautnya

Uhuk - Uhuk

Siska terbelalak kaget saat melihat nerissa kembali terbatuk. Namun bukan memuntahkan air, melainkan cairan pekat berwarna merah. Darah, nerissa memuntahkan darah

"Ri - rissa, lo kenapa?" lirih Siska semakin ketakutan

"Ki - kita harus ke rumah sakit, lo harus ditanganin secepatnya." ucapnya dengan panik

Nerissa menatap lemah kepanikan gadis itu, kembali mencoba untuk mengatur nafasnya, meskipun sulit

"O - obat, di - saku." ucap nerissa terbata dengan menahan rasa sakit

"Obat?" beo Siska

Dengan otak yang berjalan cepat namun penuh kepanikan, Siska merogoh saku pada pakaian nerissa. Mencari dengan panik penuh ketakutan.

Tangannya menyentuh sesuatu. Sebuah botol kecil polos, didalamnya terdapat banyak pil yang tidak diketahuinya untuk apa.

Siska membuka tutup botol tersebut dengan penuh kebingungan, memberikannya pada nerissa. Lalu beralih pada sungai untuk mengambil air menggunakan kedua tangannya dengan setengah terkatup guna menampung air

NERISSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang