〖10〗

2.4K 97 6
                                    

┅┅┅┅༻HAPPY READING༺┅┅┅┅
Rasa sakit yang menyesakkan, adalah saat kita berhadapan dengan perpisahan.


🍓.KEHILANGAN

Drrtt

Getaran ponsel yang bergetar di atas meja kembali membuat seorang pria terusik. tanpa peduli, pria itu hanya membiarkan ponselnya dan tetap diam duduk di atas kursi dengan kehampaan.

Dia arvin, sedari kepulangannya dari kediaman arfandi ia hanya termenung di ruangan kerjanya dalam kegelapan. Waktu menunjukan pukul 03.27 ia masih diam dengan pandangan kosong. hatinya terasa sakit, pikirannya kacau. tapi ia sama sekali tidak mengerti akan keadaan

"Papa tau, aku udah punya banyak mimpi tentang keluarga yang bahagia. tapi semua itu hancur sekarang."

Lagi lagi suara itu, suara nerissa yang terus berputar di pikirannya. Air matanya kembali menetes. ia merasa bersalah sudah melukai putrinya, tapi ia juga tidak ingin merasakan kehilangan cintanya lagi

Arvin begitu mencintai anissa, hingga membuatnya memilih meninggalkan putrinya sendiri dan hidup kembali bersama istri dan putranya yang sempat ia tinggalkan dengan alasan pekerjaan.

Drrrtt...

Lagi lagi getaran ponselnya membuat ia menoleh, tak ingin terganggu lebih lama lagi. Arvin memutuskan untuk mengangkat panggilan itu. dari nomor yang tidak di kenal

"Hallo." ujar arvin lemah

"Hallo, dengan keluarga nerissa?"ujar seorang perempuan di sebrang sana

"Ya." ucap arvin dengan datar

"Dimohon untuk bapak segera datang ke rumah sakit ka-

BRUKKK

arvin berdiri dengan terkejutnya hingga menyebabkan beberapa berkas terjatuh dan membuat suara yang cukup keras di dalam ruangan yang hening itu

"apa yang terjadi?" tanya arvin penuh kekhawatiran

"Pasien mengalami kecelakaan, dan kondisinya sangat kritis."

Deg

Arvin terduduk lemah, air matanya tidak bisa di bendung, dengan tangan dan suara bergetar ia menanyakan alamatnya

"Di-dimana?" tanya nya lemah

"Rumah sakit lentera pak. mohon datang secepatnya, agar kami bisa segera mengambil tindakan."

"Ba-baik."

Tut...Tut

Dengan langkah lemah arvin mencoba beranjak, dan melangkahkan kakinya keluar. Di setiap langkahnya dipenuhi rasa takut. ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh dan tangan yang dingin.

"Papa, nera sayang papa."

"Aku pikir kita masih bisa jadi keluarga!"

"Apa salah aku?"

Suara suara itu terus berputar di kepala arvin. dengan kasar, ia semakin menekan kuat pedal gas. arvin berteriak frustasi

"JANGAN AMBIL PUTRIKU." teriaknya begitu pilu

Sementara di sebuah lorong rumah sakit banyak pria berlarian dengan tampilan begitu kacau. Terlihat jejak air mata di wajah mereka, bahkan kedua mata mereka sama sama sembab dan memerah

"Dimana? DIMANA PRINCESS GUA SIALAN?" teriak axel menggebu

"Pasien, Atas nama nerissa?" tanya Zen dengan gugup

NERISSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang