ACDD 15# UST. ASYRAF

26.5K 1.9K 66
                                    

ACDD 15# UST. ASYRAF

Perhiasan terindah seorang wanita adalah rasa malunya. Jika ia telah kehilangan rasa malunya, maka jatuhlah harga dirinya.

~Aisfa (Cinta dalam Doa)~

🕊🕊🕊

"AISFA BANGUN!" teriak Najwa pada Aisfa yang keasikan tidur dengan selimut yang  membungkus tubuhnya.

Aisfa berdecak sebal mendengar teriakannya dan semakin menaikan selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Melihat hal itu, kepala Najwa mendidih. Gadis itu berkacak pinggang di depan Aisfa, seketika cosplay menjadi emak-emak. "Aisfa ini udah adzan subuh loh. Syafa dan Najwa aja udah duluan takut telat."

"Yaudah kalau kamu mau nyusul mereka, pergi aja. Aku masih ngantuk nih," ucapnya dengan mata yang susah terbuka.

Emosi Najwa semakin meningkat ke ubun-ubun. Gadis itu memegangi kepala Aisfa sambil merapal, "Astaghfirullah Al'adzim. Allahu lailaha illah huwal qayyum. Lata'khuduhu sinatun wala naum, lahu maa fissamaawati wamaa fil ardh—"

Aisfa membulatkan matanya mendengar bacakan Najwa.  "Aku gak kesurupan woiii!"

Najwa tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah kesal Aisfa.

"Makanya cepat bangun. Jangan biarkan setan semakin merajalela dan menguasai kamu, Fa. Lawan dia," ujarnya menyemangati Aisfa.

Aisfa memutar bola matanya malas. Ia pun segera beranjak dari kasurnya dengan bibir mengeluarkan omelan-omelan kecil.

"Cepetan, Fa."

"Kamu duluan aja, Wa. Entar nyalahin aku lagi kalau telat." Aisfa mengambil sabun mukanya, bersiap-siap untuk cuci muka dan berwudhu ke kamar mandi.

"Tapi, Fa—"

"Kalian berdua kenapa masih di kamar?" tanya seorang musyrifah (pengawas) mencyduk keduanya.

"Fa, aku duluan," bisik Najwa berlari ke luar.

Mbak-mbak itu lalu mencatat sesuatu di sebuah buku yang Aisfa yakini dia pasti sedang mencatat namanya menjadi salah satu list santri yang akan dikenai takziran nanti. Kemudian tatapan galaknya menghunus Aisfa.
"Anti ngapain masih disitu? Cepat ke masjid sebelum takziran anti double."

Mbak tadi pun keluar dari kamar Aisfa dengan bibir mendumel, "Santri baru emang suka ngeselin. Kerjaannya melanggar terus. Rasain tuh kena banyak takziran."

Aisfa yang ternyata berjalan di belakangnya hendak ke kamar mandi tidak sengaja mendengarnya. Gadis itu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir terhadap kelakuan senior di depannya.

"Santri senior kok suka ngomongin orang? Ilmunya diumpetin dimana? Gak bermanfaat ya? Makan tuh bangkai saudara!" sarkas Aisfa.

Perkataan Aisfa barusan sukses memancing emosi Lina yang baru setahun menjabat sebagai Musyrifah.

"Anti berani berkata seperti itu sama ana? Anti mau ana takzir lebih berat lagi? Berani sekali anti berkata tidak sopan pada senior anti!" ancamnya merasa tidak terima.

Aisfa (Cinta dalam Doa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang