SPESIAL PART 2
"Akan lebih baik jika disakiti dengan kejujuran daripada dibuat bahagia dengan sandiwara."
~Aisfa (Cinta dalam Doa)~
🕊🕊🕊
"Maaf, Kakak jadi ngerepotin kamu," kata Asyraf tak enak hati ketika Aisfa datang ke rumah sakit untuknya.
"Gak papa yang penting Kak Asyraf baik-baik aja."
Ya, walaupun kaki Asyraf harus di perban dan untuk sementara waktu mungkin harus berjalan dengan tongkat. Kabar buruknya adalah sopir mobil taksi yang ditumpangi Asyraf meninggal dunia di tempat kejadian.
"Kok bisa kecelakaan sih, Kak?"
"Sopir taksi yang aku tumpangi mengantuk berat. Aku sudah berkali-kali menawarkan diri untuk mengambil alih mengemudikan mobilnya, tapi dia menolak. Dan jadilah dia menabrak kendaraan lain yang ingin melintas dari arah berlawanan."
Aisfa ngeri membayangkannya. "Untung Kak Asyraf gak kenapa-napa."
"Kamu khawatir sama aku?"
Aisfa berdecak. "Jangan GR! Aku khawatir karena udah anggap kakak sebagai kakak aku sendiri."
Daripada pemuda itu berpikiran yang tidak-tidak, bukankah lebih baik jika dirinya terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak punya perasaan spesial untuknya, kan? Akan lebih baik jika disakiti dengan kejujuran daripada dibuat bahagia dengan sandiwara, karena pada dasarnya tidak pernah ada manusia yang suka dibohongi.
Asyraf memanyunkan bibirnya. "Tegas amat! Apa gak bisa sedikit aja kamu mencintai aku, Ais?"
Aisfa menatapnya tajam. "Jangan mulai deh, Kak? Aku masih berduka."
"Sembilan bulan lebih, Ais?"
Aisfa tertawa sumbang. "Kakak belum pernah ngerasain gimana sakitnya kehilangan seseorang yang dicinta, jadi mending diam aja."
Asyraf mengatupkan bibirnya rapat-rapat, merasa bersalah. "Maaf, jika aku terkesan memaksa."
"Sebaiknya kakak menetap di Jakarta selama beberapa hari sampai kaki Kakak sembuh. Aku akan mengantar kakak ke rumah Ayah. Tidak ada penolakan pokoknya. Jangan bikin aku tambah repot!"
"Iya, iya, Ais. Astaghfirullah galak banget."
Walaupun semua demi kebaikannya tetap saja perkataan Aisfa menusuk hatinya. Tak bisakah perempuan itu bersifat sedikit lembut padanya?
Aisfa pun mengatarkan Asyraf ke rumah ayah dan ibunya menggunakan mobil pribadinya. Bahkan ia yang menyupirinya. Semula Asyraf sempat protes karena merasa tak elok jika laki-laki di supiri perempuan, tapi lagi-lagi dia tidak bisa berkutik ketika dihadapkan dengan kegalakan Aisfa.
Sesampai di tempat tujuan, Adzriel dan Naysila terkejut ketika melihat Asyraf turun dari mobil menggunakan tongkat. Aisfa pun menceritakan insiden kecelakaan yang dialaminya setelah itu ia pamit.
"Yaudah, Yah, Bu. Aisfa pamit pulang takut Ayesha nangis di rumah."
"Iya, Nak. Hati-hati ya. Besok Ayah dan Ibu main ke sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisfa (Cinta dalam Doa)
SpiritualSeperti kata pepatah, berharap kepada manusia adalah patah hati paling disengaja. Hal itu pulalah yang dirasakan oleh Aisfa, mantan badgirl yang sedang memperbaiki dirinya. Ia yang trauma dengan cinta dan pernikahan mendadak merasakan getaran cinta...